Pengunjung

Sunday, May 17, 2009

cERita ciNta uKhti....

Free Glitter text generatorFree Glitter text generatorFree Glitter text generatorFree Glitter text generatorFree Glitter text generator
Free Glitter Text Generator



Wakil Rohis + Play Boy ??!?!?

Pucuk-pucuk pohon masih setia pada embun pagi yang dinginnya menusuk kulit, matahari pun masih enggan beranjak dari singgasana tidurnya. Namun berbeda dengan Zakia gadis berwajah manis itu tersenyum menyambut suara qiro’ah sebelum adzan subuh berkumandang. Dan ia sudah memulai aktifitas paginya dengan penuh syukur.
“ Alhamdulillah... “ ucapnya sambil berjalan menuju kamar mandi
” Lho kak, kok sudah bangun, belum adzan subuh ” ucap uminya yang sedang bergulat dengan alat-alat dapur, khas ibu rumah tangga lainnya.
” Iya umi, Zakia takut terlambat, kata kakak-kakak OSIS kita harus sampai di sekolah jam 6 ”wajahnya yang manis tampak serius
” Ya Allah, kak.................anak OSIS aja ditakutin, takut itu sama Allah”
” Umi kok gitu, Zakia takut mi sama Allah, tapi kalau Zakia dihukum gimana?” tuturnya.
” Ya sudah lah nak, kamu itu, ya sudah sana cepet mandi biar abimu nggak nunggu lama”
”Ya umi.” tuturnya sambil memasuki kamar mandi
Pagi itu SMA Pelita Bangsa, SMA tersohor dikota ini terlihat ramai oleh siswa-siswi berpakaian SMP yang masih polos dan terlihat masih asing dengan sekolah itu.
” Bruaakkk” helm INK putih itu terhempas ketanah.
” Aduh-aduh, maaf ...saya tidak sengaja” ucap Zakia cewek berkerudung manis itu.
” Eh kalo jalan pake’ mata donk, ketutupan sama kerudung ya?” ucap cowok berambut spike itu ketus.
” Ya Allah, aku bener-bener nggak sengaja, aku khan udah minta maaf ” kata Zakia dengan wajah serius.
” Eh nyolot amat sih lo, loe mau ganti helm kesayangan gue kalo ada rusaknya? Udahlah, males gue debat ama cewek kaya’ elo” ucapnya sambil berlalu.
” Astaghfirullah hal adzim, sabar...masih ada cowok sombong kaya’ gitu” ucapnya sambil mengelus dadanya. Kemudian dia segera berlari menuju kelas yang telah ditentukan.
Matahari bersinar terik, ditengah lapangan siswa-siswi baru berkumpul untuk mendengar pembagian kelas yang merupakan rumah dan keluarga baru mereka dalam 1 tahun kedepan.
Di tengah keramaian itu Zakia begitu ceria dan antusias mengobrol dengan teman-teman barunya. Ketika dia dan teman-teman barunya mengobrol, tiba-tiba cowok cakep yang tadi ditabrak Zakia lewat.
” Ki...liat deh, tuh cowok keren banget yach? Ya ampun...cute banget.” ujar Anisa, cewek manis bermata coklat itu dengan wajah terkagum-kagum.
” Iya tuh Ki..liat dech tuch cowok lucu tauk, cakep-cakep gitu dia nggak malu bawa sepeda matic loh” sahut Amanda, cewek putih berambut pirang itu dengan penuh bangga.
Zakia hanya tersenyum melihat kawan-kawannya yang sedang memuji-muji cowok itu.
” Eh Ki...lu kok senyum-senyum aja? Jangan-jangan lo diem-diem suka ya sama dia?” selidik Amanda yang penasaran melihat Zakia hanya tersenyum.
” Mansya Allah, enggak nda, Nis, aku gak ada rasa sama dia, malah aku tadi nabrak dia” ucap Zakia menjelaskan.
” Nabrak dia? Kok bisa?” sahut kedua temannya bersamaan.
” Ya Allah biasa aja kale temen-temen. Kaya’ aku nabrak artis aja sampe’ kalian heboh gitu” ucapnya.
” Ya Allah Ki, kamu kok datar-datar aja seh nabrak cowok secakep Aldhi?” tanya Anisa.
” Aduh...udah ya kawan-kawan kita tutup obrolan kita tentang cowok itu” ucap Zakia serius.
” Tapi...tapi...” ucapan Anisa dan Amanda terputus karena kakak-kakak OSIS sudah menyuruh semuanya untuk diam.
3 hari selama MOS dilewati Zakia dengan gembira karena dia sudah mempunyai banyak kenalan termasuk Anisa dan Amanda yang kini sudah sangat akrab dengan dia.
Pagi ini mentari bersinar lumayan cerah, mungkin ikut merasakan kegembiraan Zakia yang pagi ini akan memakai baju abu-abu dan meninggalkan baju biru serta sifat-sifat khas anak SMP, dia akan menjadi remaja yang lebih dewasa.
” Umi...Dede’ mau minum susu atau tidak? Mumpung Zakia lagi masak air.”
Zakia memang sudah terbiasa mandiri, ia dilahirkan ditengah keluarga yang religius sehingga ia menjadi gadis yang seperti saat ini.
Lama Zakia menunggu, tak ada balasan dari uminya, karena penasaran dia menuju ruang makan menemui umunya yang sedang menata meja makan.
” Umi..Dede’ sekalian dIbuatin susu atau tidak?” tanya Zakia sambil memasang pin di kerudungnya.
Uminya yang tadi sibuk kemudian menoleh ke arah putri kesayangannya itu.
” Masya Allah kak...kamu cantik sekali pakai baju SMA itu, Ya Allah...anak umi udah semakin dewasa” kata umi Hanik kepada Zakia dengan penuh bangga.
” Umi...” wajah Zakia menjadi merah dan tersenyum-senyum yang begitu manis dan santun.
Udara dingin masih terasa menusuk kulit. Ayunan sepeda Zakia terus melaju menyusuri jalan-jalan yang sudah mulai ramai oleh hiruk pikuk manusia.
” Ciiiitttt....” rem sepeda Zakia begitu nyaring saat dia berhenti didepan gerbang sekolah.
Zakia menuntun sepeda itu menuju tempat parkir.
” Zakia.....” sapa seseorang dari belakang.
Zakia sudah mengetahui siapa pemilik suara itu, dia hanya tersenyum, kemudian meletakkan sepeda itu dibarisan awal tempat parkir sepeda itu.
” iih...lu tega banget sih...gue udah ramah-ramah nyapa elu...eh elu nya nggak respon gitu, sebel!” sewot Amanda yang tadi menyapanya dengan antusias.
” Iya...maaf...aku tadi udah respon, aku udah bilang iya kalo nggak percaya tanya Allah aja” kata Zakia simpel.
” Yaaaah...elu...gimana caranya? Ya udah entar gue sholat istikharah dulu...hahaha” jawab Amanda.
Kedua teman itupun berpisah, Zakia berjalan menuju kelas X-2 dan Amanda menuju kelas X-4.
Ketika masuk ke X-2, kelas itu masih sepi, hanya ada beberapa siswi perempuan. Zakia langsung memilih posisi duduk diurutan ke dua tepat didepan papan tulis, maklum kebiasaan membacanya membuat matanya menjadi minus.
” Bosen..........masa’ udah jam segini belum ada yang dateng? Katanya sekolah favorit.” gumannya sambil mengeluarkan buku karya Habiburrohman El Shirazy yang berjudul ” Ketika Cinta Berujung Surga” dari dalam tasnya.
” Assalamu’alaikaum....” sapa seseorang yang membuat Zakia kaget.
” Wa’alaikum salam...” balas Zakia sambil memandang siapa yang telah menyapanya. Seorang gadis berkerudung berkulit hitam manis tengah berdiri disampingnya.
” Boleh nggak aku duduk disamping kamu? Kenalin namaku Laili” kata gadis itu sambil mengulurkan tangannya.
” Oh tentu......aku Zakia” sahutnya sambil membalas jabat tangan itu
Laili segera duduk disamping Zakia dan mengeluarkan i-pot nano berwarna pink yang terlihat masih baru.
” Kamu suka baca buku?” kata Laili mengawali pembicaraan.
” Alhamdulillah, kamu sendiri bagaimana? Suka musik?” tanyanya saat memperhatikan i-pot yang sedang dipegang oleh Laili.
” Iya, aku suka banget musik, malah aku tuh males banget kalau disuruh baca, abis bawaannya ngantuk” jawabnya.
Zakia hanya tersenyum mendengar penjelasan temannya itu. Dia tidak ingin sok pintar dan menggurui teman barunya itu.
Zakia sedang asyik memahami tiap-tiap kata dari buku itu. Yang namanya Zakia, kalau sudah dihadapkan pada buku Islami pasti udah serius banget. Suasana kelas X-2 terasa begitu ramai oleh suara siswi perempuan yang asyik mengobrol.
Tiba-tiba teman-teman perempuannya mendadak diam. Arah pandangan mereka tertuju pada 1 arah yaitu ”pintu”. Disana ada seorang cowok berkulit putih berambut spike dan memakai sweater biru donker tengah berdiri dan mengobrol dengan seorang cewek.
” Ya ampun...itu khan Aldhi, jadi dia sekelas sama kita?? Aduh senengnya!” seru Intan cewek yang suka membawa kipas berwarna pink itu.
Aldhi masuk keruang kelas itu dengan wajah ceria, meskipun kelihatannya cool sebenarnya dia ramah dan murah senyum. Namun cowok berwajah manis ini terkenal playboy dan bad boy, namun tetap saja, banyak cewek yang kesengsem padanya.
” Heran, cowok jutek kayak gitu kok banyak yang ngefans” gumannya sambil memandangi wajah teman-temannya yang senyum-senyum mandang Aldhi yang lagi menebar senyuman manisnya itu.
” Astaghfirullahal adzim, ngapain juga aku bilang gitu, jangan sampai aku ikut-ikutan kaya’ temen-temen”. Katanya sambil mengelus dadanya.
” Lu cewek yang nabrak aku waktu MOS kemarin khan?” sapa Aldhi pada Zakia.
” Hah...kamu nggak mau balas dendam kan? Aku bener-bener nggak sengaja” ucapnya penuh harap cemas.
Aldhi tertawa
” Ngapain juga aku bales kamu, nggak penting banget” ucapnya sambil meletakkan tas hitam bermerk mahal itu tepat dibangku sebelah Zakia.
Zakia tersenyum ada sedikit lega dalam hatinya karena dia tidak ingin mencari musuh disini.
” Rajin banget sih lu baca-baca gituan, nggak ngantuk apa?”tutur Aldhi ketika memperhatikan Zakia sedang serius membaca buku.
” Gak tau ya, aku seneng aja baca buku” jawabnya sambil disertai senyum simpul yang manis.
” Ternyata lu manis juga ya” ucap Aldhi sambil berlalu menuju Intan dan kawan-kawannya.
Entah kenapa, kata-kata Aldhi begitu terkenang di pikiran Zakia. Entah apa yang ada dipikirannya hingga tiba-tiba pipinya memerah dan dia tersenyum begitu indah.
Bel masuk pun berbunyi, tak beberapa lama seorang guru berparas cantik masuk kekelas itu dengan wajah cerah. Sejenak beliau memandang ke seluruh kelas.
” Assalau’alaikum...” sapa beliau ke kelas X-2 itu.
” Waalaikum salam Bu...? sahut mereka dengan antusias
” Baiklah anak-anak, hari ini Ibu tidak akan memulai pelajaran dulu, seperti kata pepatah kalau tak kenal maka tak sayang, maka dari itu Ibu akan memperkenalkan diri Ibu.” kata beliau mengawali perjumpaannya dengan siswa X-2.
” Nama Ibu Zaskia Az-Zahra Ibu Guru Agama di kelas X. Baiklah ibu sudah memperkenalkan diri, sekarang ibu ingin mengetahui nama-nama kalian.” kata Bu Zaskia sambil mengambil absensi kelas.
” Adhi Cahya Saputra ” beliau memenggil siswa berabsen pertama.
” Alisya Putri” siswi yang dipanggil namanya mengangkat tangannya.
” Aldhiandra Danies Pratama” Aldhi mengangkat tangannya. Zakia memperhatikan batul nama-nama temannya dan mencoba mengingatnya.
Satu persatu siswa dipanggil sesuai urutan absennya.
” Zakia Fitri El Aisya” Zakia terkejut dan kemudian mengangkat tangannya lalu tersenyum.
Aldhi melihat kearahnya dan tersenyum.
” Nama yang bagus” pujinya pada Zakia.
” Alhamdulillah” balasnya sambil tersenyum.
Bulan demi bulan telah terlewati, kedekatan antara siswa di X-2 pun mulai terbangun. Begitupun Zakia, gadis cantik ini semakin tak mengerti dengan perasaan hatinya, dia pun mulai disibukkan dengan aktivitasnya di Ekskul Rohis di SMA itu. Sosoknya yang ramah membuatnya dipercayai menjadi ketua Jama’ah Ahwad (perempuan). Posisinya sebagai ketua menjadikan dia sering sekali berada disana.
” Ki, tumben gak ada di Musholla?” sapa seorang cewek saat melihat Zakia duduk-duduk ditaman depan kelasnya.
” Iya, di Musholla gak ada kegiatan kok, aku pengen baca-baca aja, nanti ada ulangan Bahasa Inggris” jawabnya ramah.
Bel masuk pun berbunyi, Zakia menutup bukunya kemudian berjalan perlahan menuju kelasnya. Didepan kelas telah berdiri 2 orang cowok yakni Aldhi dan Feri.
” Dari tadi tak perhatiin serius banget Ki? Wah boleh tuh contekannya” goda Feri
” Insyaallah ...” jawabnya sambil tersenyum.
” Iya Ki, contekin kita ya nanti, aku lo nggak bisa kalo yang namanya Bahasa Inggris itu” mohon Aldhi.
” Masa’ cakep-cakep nggak bisa” ucapnya tanpa sengaja.
” Hayo...Ki...muji-muji Aldhi nih ceritanya? Cie...cie...” goda Feri.
Entah kenapa kata-kata tadi tiba-tiba keluar dari mulut Zakia. Pipinya yang kemerah-merahan semakin merah karena peristiea itu.
Seminggu setelah peristiwa itu, kedekatan antara Zakia, Feri dan Aldhi semnakin terjalin. Jam-jam kosong pelajaran selalu mereka lewati dengan canda tawa.
Suatu hari saat istirahat seorang cewek cantik berwajah Indo berdiri didepan kelas X-2. Ia terlihat mencari seseorang. Zakia kebetulan berada didalam kelas mengetahui tingkah cewek itu, kemudian ia menghampiri cewek itu.
” Assalamu’alaikum...kamu sedang nyari siapa?” sapanya penuh ramah.
” Walaikum salam...anu...aku nyari Aldhi, dia kok nggak ke kelas ku ya? Kan kangen” jawab cewek itu manja.
Zakia begitu kaget dan penasaran mendengar jawaban cewek itu, ia begitu gugup dan memberanikan diri untuk bertanya.
” Em...kamu siapanya Aldhi ya? Pacarnya?” tanyanya hati-hati.
” Iya...” jawabnya sambil tersenyum.
Jawaban dari cewek itu membuat mulut Zakia terkunci rapat.
” Bruukk..!!!” tubuh Zakia terkulai lemas ke lantai.
Dua minggu berlalu dari kejadian itu, Zakia menyadari bahwa dihatinya telah ada titipan berupa cinta dari Allah SWT. Namun , ia tak berani untuk mengakui itu, hatinya benar-benar tak karuan dan galau. Dalam kkeadaan seperti itu, jemarinya yang indah membuka lembar demi lembar buku kecil berwarna hijau yang tidak lain adalah buku kumpulan puisi-puisinya. Jemarinya yang indah mulai menulis satu demi satu kata untuk melukiskan isi hatinya.
” Ya Alah.....
Aku benar-benar tak mengerti apa yang terjadi
Semua terasa begitu cepat
Secepat aliran darah dalam tubuhku ini..
Ini semua memang kehendak-Mu dan rahasia-Mu
Tapi apakah aku tak boleh
Mengerti sedikit saja arti semua ini ??
Ya Allah..ampuni aku
Bulan maksudku tak menerima semua ini
Tapi..aku takut
Perasaan ini memperbudak hatiku
Dan memperdaya akal sehatku....
Ya Allah...jika engkau halalkan rasa ini
Bimbinglah aku...tuntunlah aku...
Tuk tetap ada dijalan-Mu
Jalan lurus menuju surgamu”
Mata Zakia perlahan-lahan terpejam.



Semua murid X-2 sedang sibuk dengan pelajaran Fisika yang begitu memeras otak. Semua terlihat serius, tiba-tiba seorang gadis mengetuk pintu.
” Tok...tok...permisi Pak” Kata cewek itu.
” Iya, masuk, ada apa? ” Jawab Pak Hermawan dengan wajah killernya.
” Itu Pak mau memberi surat panggilan ini untuk Aldhi” Cewek itu memberikan 1 lembar kertas berwarna ungu pada P. Hermawan.
P. Hermawan membaca cepat tulisan itu.
“ Aldhiandra Danies Pratama dipanggil kekantor BP sekarang!” Serunya dengan suaranya yang keras.
Aldhi terkejut, namun nampaknya dia telah mengetahui alasan pemanggilan itu. Dia kemudian berdiri sambil merapikan bagian belakang seragamnya yang selalu keluar.
” Ati-ati bro! Lu sich bikin gara-gara aja!” Kata Feri pelan.
” Udah...santae aja ! beres” Ucap Aldhi santai.
Setelah meminta izin dari P. Hermawan, Aldhi dan cewek itu berlalu meninggalkan X-2.
**
Bel istirahat berbunyi, kantin dan kopsis sekolah itu sudah dipadati oleh siswa-siswi yang kelaparan. Dipojok kantin itu terlihat Intan dan kawan-kawan sibuk bertanya-tanya ke Aldhi tentang kejadian tadi. Zakia dan Laili yang kebetulan juga ada dikantin melihat teman-temannya kemudian mereka berdua menghampiri Intan dan kawan-kawannya.
” Sibuk amat nih kayaknya? Boleh gabung nggak?” UcapLaili.
” Eh..kalian, tentu! Duduk aja, enggak gua Cuma lagi ngobrol-ngobrol ma anak-anak masalah Aldhi tadi.” Ucap Intan.
” Ki, kok diem aja, ngomong dunk” Ucap Feri yang melihat Zakia dari tadi diem.
” Heh...enggak kok, nggak papa” Jawab Zakia dengan gugup.
” Wah...hayo kok gugup gitu, pasti cemas ya tadi Aldhi dipanggil BP?” Goda Feri lagi.
” Enggak kok...” Jawab Zakia mengelabuhi perasaannya.
Zakia memang cemas karena hai itu dan dia juga penasaran dari tadi wajah Aldhi terlihat berbeda padanya. Jangankan tersenyum, menyapaa saja tidak.
Bel masuk berbunyi, Zakia dan Laili berjalan kembali menuju kelas. Ternyata waktu pelajaran Kimia kosong karena gurunya ada rapat, namun kelas diberi tugas.
” Dhi, soal nomor 4 ini gimana?” Tanya Zakia, maklum Aldhi memang jagonya Kimia.
” Nggak tau Ki, aku lagi nggak bisa mikir jernih.” Jawab Aldhi
” Kamu ada apa ce Dhi? Dari tadi murung aja” Tanya Zakia
” Dia lagi patah hati” Sahut Feri
” Udah, diem lo Fer, gua males banget denger itu lagi
” Ki, sorry aku lagi malez ngerjain” Ucapnya lemas.
Baru Zakia tau, kalau Aldhi ternyata baru putus dari Putri.
**
Waktu pelajaran terakhir di X-2 adalah kesenian, jadi siswa-siswi pergi ke Laboratorium kesenia. Semu anak X-2 bersemangat menuju Lab, termasuk Zakia dan Laili karena Gfuru kesenian yaitu Pak Abidin sedang rapat, anak-anak di suruh berganti latihan untuk menampilkan lagu dengan piano atau gitar.
” Dhi, kita latihan yuk? Kita jadi pakek lagu apa nich ?’’
Kata Rahma pada Aldhi, karena mereka memang akan
Berduet nantinya.
” Masih cinta, uda buruan loe mainin pianonya ” Kata Aldhi sambil sibuk memetik senar-senar gitar untuk mengecek nada.
Rahma mulai memainkan pianonya, diikuti suaranya yang merdu, dipadukan petikan gitar Aldhi dan suara Aldhi yang khas. Aldhi terlihat begitu berkonsentrasi menyanyikan lagu itu.
Semua teman-temannya menukmati duet indah itu, maklum lagu ”Masih Cinta” dari Kotak memang benar-benar sesuai dihati anak muda, termasuk juga Zakia. Bibir manisnya perlahan-lahan mengikuti suara Rahma menyanyikan lagi itu.
” Cie...cie...nyanyi ni Ki....” Goda Intan yang melihat Zakia menyanyi.
” Ya Allah, kaget tauk,,,! Aduh Ta, masa’ nyanyi aja nggak boleh” Jawab Zakia ramah.
” Iya..iaya..gitu aja marah, he..he..he...Yaudah abis ini kamu ya..?” Kata Intan.
” Heh, aku?? Ya deh, tak nyoba’” Jawab Zakia pasrah.
Giliran Zakia untuk latihan, dengan sedikit gugup dan menuju piano itu. Adhi masih duduk dan memegang gitarnya.
” Aduh...gimana nich, aku malu Dhi” Kata Zakia dengan wajah bingung.
” Udah nggak papa, entar tak iringi kamu pake’ lagu apa ce?” Tanya Aldhi.
” Aku pakek lagunya ungu ”Cinta Dalam Hati” yauadah bantu aku yah!”
Zakia mulai memainkan piano dan menyanyikan lagu itu diiringi petikan gitar Aldhi. Semua teman-temannya terkejut, karena ternyata suara Zakia lumayan merdu. Zakia terlihat enjoy dan berkonsentrasi menyanyikan lagu itu.
” Aduh Ki..nggak nyangka suara kamu bagus banget” Seru Ica.
” Ih, biasa aja kok Ca, wong aku tadi gugugp banget!” Balas Zakia.
Maklum Zakia memang tak pernah menyanyi dikelas, penampilannya tadi cukup mengejutkan teman-temannya.
**

Hari demi hari telah berlalu, hingga pada bulan ke-4 ditahun ini, bulan yang cukup dinanti oleh Zakia, karena tanggal pertengahan bulan ini adalah hari ulang tahunnya.
” Ki, aku mau tanya sesuatu sama kamu, boleh nggak?” Kata Feri dengan wajah yang serius pagi itu.
” Ada apa ceh Fer? Kok serius amat kayaknya!” Kata Zakia penasaran.
” Apa benar kata anak-anak di kelas, kamu suka sama Aldhi?” Kata Feri.
Zakia begitu terkejut mendengar itu, berjuta pikiran dan kekhawatiran melayang-layang dipikirannya.
” Kamu kata siapa?” Katanya mencoba menyembunyikan kekagetannya.
” Aduh Ki, semua nak di kela skita tuch udah pada tau! Masak kamu nggak tau! Katanya sedikit curiga.
” Astagfirullah Fer, aku bener-bener nggak tau ! kamu nggak percaya sama kau?” Matanya berkaca-kaca ketika mengucapkan kalimat itu.
Zakia tidak dapat menahan kesedihannya, dia berlari menuju kelas meninggalkan Feri yang masih berdiri di depan Mushola SMA itu.
**
Zakia memasuki kelas X-2, ia menghapus air matanya dan menyembunyikan kesedihannya. Langkah demi langkah Zakia memasuki kelas itu, entah kenapa semua siswa-siswi di kelas itu tiba-tiba diam ketika Zakia memasuki kela situ. Zakia duduk di tempat duduknya dan segera membuka buku puisinya.
” Cie...cie....nggak nyangka, cewek sealim kamu bisa jatuh cinta sama cowok kaya’Aldhi” Kata Intan.
” He’em, nggak nyangka ya!” Tambah Rahma.
Ucapan mereka benar-benar menyindir Zakia. Zakia ingin marah, namun apa gunanya dia marah, itu semakin menunjukkan kebenaran semua ucapan teman-temannya.
**
Matahari telah tidur disinggasananya, dan diganti oleh cahaya dari rembulan yang ditemani berjuta bintang. Zakia terduduk lesu dimeja belajarnya, dari tempat itu pandangannya tertuju pada bintang dan bulan yang terlihat indah di angkasa itu, air matanya tak mampu lagi tertahan, air mata itu mengalir deras membasahi jilbab biru yang sedang ia pakai.
” Ya Allah, apa yang sedang terjadi, mengapa semua ini terjadi, Ya Allah..kuatkan hambamu ini...”
Zakia benar-benar terpukul, tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia kemudian membuka laci mejanya dan membuka kotak berwarna putih yang berisi hanya kertas foto, kemudian ia mengambil 1 foto dan memandangnya dengan lelehan air mata dipipinya.
” Mas Firman, gimana keadaan mas disana? Mas ada dimana sekarang? Mas bisa lihat aku nggak mas” Zakia bebicara pada foto itu.
Firman adalah cowok yang udah dia anggap sebagai kakaknya sendiri. Firman sudah meninggal 1 tahun yang lalu karena kangker otak. Zakia benar-benar terpukul, hatinya kembali tidak menerima orang yang benar-benar menyayangi dia sudah pergi meninggalkan dia jauh dan tak akan mungkin kembali.
” Mas, disana masih ingat nggak amam aku, mas, aku harus cerita sama siapa tentang semau ini, siapa semua orang mau hibur aku, siapa yang bisa beri nasehat ke aku ;lagi, mas, andai mas masih disini, pasti aku nggak akan sayang ama Aldhi mas, wajahnya begitu mirip sama mas”. Air matanya terus bercucuran, namun ia segera menenagkan dirinya kemudian melangkah menuju kamar mandi untuk berwudlu.
**
Pagi itu, suasana kelas X-2 terlihat ramai, karena hari ini adalah Classmeeting, terlihat anak-anak perempuan sedang mengrumuni bangku Zakia. Zakia dengan muka sembab berjalan pelan menuju kelasnya, dia sedikit kaget melihat teman-temannya yang mengetahui Zakia datang segera memberi jalan dan terlihat bermuka gembira.
” Ada apa nich temen-temen? Kok pada ngerubutin bangkiku?” Tanya Zakia santai dan sedikit penasaran.
” Em...nggak ada apa-apa kok Ki, liat ndiri aja” Jawab teman-temannya yang telihat gugup.
Zakia kemudian mengarahkan pandangannya ketempat duduknya. Dia terkejut, ia melihat sebuah kotak berwarna putih dan berpitah hijau berada diatas mejanya, tepat disampingnya terdapat sepucuk surat beamplop biru.
Perlahan-lahan Zakia mendekati tempat duduknya kemudian ia membaca tulisan diatas kotak tersebut.






” Temen-temen, ini dari siapa?” Tanya Zakia penuh rasa penasaran serta cemas.
” Nggak tau Ki, udah buka aja!” Seru Intan.
” Iya Ki buka aja!” Seru Rahma.
Dengan sedikit gugup, Zakia membuka kotak putih itu, betapa terkejutnya dia melihat foto-foto wajahnya yang begitu banyak. Zakia mengamati lembar demi lembar foto-foto itu.
” Siapa yang melakukan semua ini ? siapa yang telah memotret ku diam-diam sejak MOS dulu? ” Berjuta pertanyaan bersarang dipikirannya.
Tiba-tiba dari balik pintu muncul seseorang membawa gitar dan menyanyikan ”Laguku” dari Ungu. Dia adalah Aldhi. Betapa terkejutnya Zakia melihat semua ini, dia benar-benar tercengang.
” Mungkin hanya lewat lagu ini kunyanyikan rasa.
Cintaku padamu, rinduku padamu tak bertepi ....! suara
Aldhi begitu merdu menyayikan lagu itu, perlahan-lahan
Dia mendekati Zakia.
”Aku tau Ki, aku mungkin bukan yang terbaik untukmu,
Tapi aku yakin aku akan berusaha untk menjadi yang terbaik
Untuk kamu. Kamu masih inget saat awal dulu, kamu nabrak
Aku, itu semua udah aku rencanain, aku suka kamu dari dulu
Dari awal aku liat kamu. Dan kamu tau, aku nggak perna
Pacaran sama putri, Putri itu masih saudaraku, semua itu
Aku rencanain untuk menyelidiki perasaan kamu sama aku
Dan aku tau, kamu juga sayang sama aku ”
Semua kejujuran dari Aldhi membuat Zakia benar –benar
Shock, dia tidak perna menyangka air mata yang selama ini keluar untuk menangisi Aldhi itu semua hanya akal Aldhi.
”Aku nggak nyangka Dhi, kamu bener-bener jahat sama aku aku ” Jawab Zakia sambil menangis dan berlari meninggalkan kelas itu
Aldhi berlari mengejar Zakia, kemudian Zakia berhenti di bangku taman yang ada di pojok sekolah.
” Ki, maafin aku, aku nggak bermaksud kaya’ gitu ke kamu, aku hanya pengen tau karena aku juga sadar diri Ki, Cewek kaya’ kamu mana mungkin suka sama cowok kaya’ aku. Aku emang salah dan aku sekarang tau kamu nggak mungkin maafin aku, Maaf selama ini aku uda kaya’ gitu ke kamu, aku nggak akan mengganggu kamu lagi. ” Aldhi berlalu dengan wajah kecawa.
Zakia bener-bener bingunbg apa yang dia lakukan. Dengan air mata yanng mengalir deras di pipinya, dia menyadari dia tidak ingin kehilangan orang yang disayangi lagi.
”Aldhi..................” Teriaknya
Namun Aldhi terus menjauh, tanpa berpaling sedikit pun. Zakia melangkah menuju kelas, matanya masih terlihat sembab. Namun di kelas tidak terlihat sosok Aldhi.
” Ki, kamu nggak apa khan ? ”tanya laili
” Nggak kok, nggak apa, Btw Aldhi kemana ? kata Zakia
” Dia pulang Ki, dia keliatan pucet, tapi Feri masih ada kok, dia di kantin ama Rahma dan temen-temennya kata Laili.
”Yaudah aku ke kantin dulu”
Feri terlihat serius mengobrol dengan teman-teman nya
”Fer, sini bentar !” kata Zakia
”Aku uda ngerti kok apa yang akan kamu tanyakan ” Jawab Feri
Tiba-tiba Hp Feri berbunyi, dia mengangkat telepon itu
”Apa !Aldhi kecelakaan ?! baik saya segera kesana !
”Apa Fer ?Aldhi kenapa ?” kata Zakia cemas
Aldhi kecelakaan, dia sekarang kritis di rumah sakit
”Astagfirullah .....ayo habis ini kesana !”
Karena hari ini classmeeting, jadi jam pulang lebih awal ! Zakia, Feri
Dan siswa-siswi X- 2 segera bersama-sama ke rumah sakit.
”Suster, pasien bernama Aldhi ada diruang berapa ?” Tanya Feri tergopoh-gopoh
”Di ruang Flamboyan No. 1 ” Jawab suster itu
Zakia begitu terkejut mendengar ruangan itu, itu adalah ruangan dimana Firman dirawat dulu, tempat dimana Firman meninggalkan Zakia selamanya.
Teman-temanya sudah tergopoh-gopoh menuju ruangan itu sedangkan Zakia terduduk lesu di kursi didepan ruangan itu.
”Ki, Aldhi nyariin kamu !” seru intan tergesa-gesa sambil menarik tangan Zakia
Air mata Zakia tak dapat tertahan lagi, dia begitu tak kuasa melihat Aldh terbaring lemas dengan perban di kepalanya.
” Thanks Ki, kamu uda mau kesini ! kata Aldhi lemas
” Aku....aku ...air mata terus mengalir dipipinya
”Aku takut kehilangan orang yang kusayangi lagi ! aku nggak
Mau kamu ninggalin aku kaya’ mas Firman ninggalin aku
Tepat 1 tahun yang lalu. Diruangan ini dan diwaktu
Yang sama juga ”Ucap Zakia sambil menagis tersedu-sedu
”Aku janji aku akan menjaga kamu, seperti janjiku pada
Mas Firman, asal kamu tau Ki, Mas Firman itu kakak ku”
” Jadi, adik mas Firman yang selama ini ada di Australia itu kamu ?
” Ya, aku tau kita nggak mungkin pacaran, tapi izinkan aku menjadi sahabat dan penjaga senyum indahmu ? ” kata Aldhi.
Wajah Zakia tersipu merah, kemudian dia menggangukan kepalanya.
”Aku sayang kamu dan izinkan aku menjaga indahnya suaramu saat kamu melantunkan ayat-ayat Al-Qura’an”
Semua teman-teman nya ikut menangis dan bertepuk tangan melihat semua itu.
Hari itu juga tepat 1 tahun Zakia kehilangan Firman, tapi hari ini juga, dia menemukan sahabat yang akan selalu ada disampingnya. Zakia dan Aldhi memang tidak berpacaran, tapi mereka akan menjadi sahabat dab saudara yang akan saling menjaga.
Keesokan harinya Aldhi sudah masuk, dia masih terlihat pucat, Zakia menyambut sahabatnya itu di depan pintu. Semua teman-temannya tersenyum melihatnya.
” Hey temen-temen, wakil rahis + playboy jadinya apa?” Seru Intan didepan kelas.
“ Jadinya cinta” Seru anak-anak kelas X-2 kompak.
Itulah cinta, tidak memandang siapa yang memilikinya. Cinta anugerah terindah dari Allah SWT dan ada berjuta rahasia didalamnya.
Cinta Aldhi dan Zakia akan dijaga didalam hatinya, tanpa pernah mengotorinya dengan jebakan nafsu ”PACARAN” dan mereka memasrahkan cinta itu kepada Allah SWT, kepada sang pemilik cinta yang mulia.








1 comment:

  1. Waaaahhhhhhhhh luar biasa, ceritanya menggugah banget. aku aja nangis mbacanya. keren keren keren pokoknya....

    I Love this story...

    Oya, aku dah follow blogmu, follow back aku yah di adexinu.blogspot.com

    ReplyDelete

Followers