Pengunjung

Thursday, March 25, 2010

Menjadi Muslimah Diplomatis


Diplomasi adalah sebuah seni berkomunikasi. Kebanyakan orang menghubungkan diplomasi dengan politik. Namun realitanya diplomasi adalah sebuah metode komunikasi yang dapat diaplikasikan ke setiap percakapan dengan siapa saja, di mana saja. Tulisan ini akan memfokuskan pada berkomunikasi dengan pasangan kita dengan cara diplomatis.

Berkomunikasi secara diplomatis erat kaitannya dengan aspek etika dan akhlak yang sangat ditekankan Islam. Namun sayang sekali kita seolah losing touch (kehilangan pegangan) pada seni ini disebabkan tidak antusias dengan interaksi fisik dalam kehidupan sosial. Komputer, email, sms, facebook, twitter, dan berbagai media sosial lainnya telah merampas keahlian kita dalam berinteraksi secara fisik. Kita tidak lagi berbicara dengan orang lain face to face, sehingga hilanglah kapabilitas komunikasi bijaksana kita.

Secara singkat, bisa dikatakan bahwa gaya hidup ‘elektronik’ telah mempengaruhi kita untuk mengisolasi dan mengalienasi diri kita dari orang lain; anak-anak, suami dan lainnya. Atau misalkan kita melihat para remaja begitu ‘jauh’ dengan para orangtua mereka.

Anak-anak kita tak lagi duduk bersama orangtua mereka. Acara makan malam keluarga pun menjadi semakin jarang. Waktu untuk duduk bersama dan berbicara semakin sedikit, namun waktu untuk duduk di depan komputer, televisi, ber-mobile ria semakin meningkat. Padahal, Islam menganjurkan umatnya menguasai seni diplomasi dan akhlak terpuji.
Islam menganjurkan umatnya menguasai seni diplomasi dan akhlak terpuji....
Rasulullah sendiri, walaupun dalam keadaan marah, beliau tetap memamerkan senyumannya, bahkan kepada orang yang beliau tidak sukai. Al-Bukhari meriwayatkan bahwa Aisyah berkata, “Ada seorang lelaki yang meminta izin untuk bertemu dengan Rasulullah. Ketika beliau melihat orang itu dari jauh, beliau bersabda, “Dia adalah seburuk-buruk saudara dan anak dalam kerabat.” Namun ketika orang (Uyainah) itu sudah duduk, beliau memberikan senyuman di wajah dan menerima dengan baik hati kedatangan orang itu. Ketika orang itu sudah pergi, Aisyah berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, ketika engkau melihat orang itu tadi dari jauh engkau berkata begini dan begitu. Tapi kemudian engkau berwajah ceria setelah berada di hadapannya dan menerima kedatangannya dengan baik hati.” Kemudian Rasulullah bersabda “Wahai Aisyah, kapankah engkau melihatku berbuat tidak baik?”

Kita juga diajarkan bahwa memutuskan hubungan lebih dari tiga malam dengan saudara kita adalah hal terlarang. Karena tidak halal bagi seorang muslim memutuskan silaturrahim dengan saudaranya lebih dari tiga malam. Dan hal yang terbaik untuk dilakukan adalah memberi salam terlebih dahulu.
...dalam teknik diplomasi, Islam mengajarkan bahwa memutuskan hubungan lebih dari tiga malam dengan saudara kita adalah hal terlarang...
Selain itu, Islam pun mengajarkan sebuah teknik diplomasi lainnya, yaitu menahan amarah. Abu Hurairah menyatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Orang yang kuat itu bukanlah orang yang pandai bergulat, orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.”

Mungkin banyak muslimah yang tidak menyadari bahwa mereka sejatinya memiliki kendali atas berbagai aksi dan reaksi para suami dengan menggunakan kata-kata santun, respons baik, dan diplomasi. Seorang muslimah yang dewasa haruslah menyadari hal tersebut. Inilah mengapa Anda bisa melihat banyak wanita sukses berusia 40 tahun atau lebih yang sangat hati-hati ketika berbicara, ketimbang para gadis atau perempuan muda. Sukses yang dimaksud adalah sukses dalam kehidupan pribadi dan manajemen rumah tangga, bukan sukses secara materi.

Ketika kita berinteraksi, maka di waktu yang sama kita sedang membangun dialog dengan orang lain. Yaitu dengan mengekspresikan sikap, emosi, dan perasaan kita dengan sikap yang bersahabat ataupun tidak bersahabat. Atau dengan menyandarkan diri kepada berbagai sinyal nonverbal; bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan lain sebagainya. Juga terkadang dengan menekankan apa yang dikatakan dan bentuk ekspresi. Dengan demikian, kita dapat menciptakan banyak efek dalam percakapan.

Salah satu bentuk percakapan adalah menjauhkan diri dari membatasi atau pembicaraan to the point melalui bahasa tidak jelas (samar/ambigu) yang disengaja. Metode komunikasi seperti ini mungkin bagus ketika kita mencoba untuk memahami tujuan utama orang yang bicara dan apa yang ingin dikatakannya.
...Islam pun mengajarkan sebuah teknik diplomasi lainnya, yaitu menahan amarah. Rasulullah bersabda bahwa orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah...
Dengan bahasa samar dan respons yang seolah menjauhi jawaban, Anda membiarkan orang tersebut berbicara. Secara partikular, pentingnya membiarkan orang berbicara adalah; untuk mendengar garis besar pembicaraan dan membiarkan mereka mendapatkan apa yang ingin mereka katakan, sehingga membuat mereka merasa lega. Hal ini yang harus sering dilakukan seorang muslimah ketika berinteraksi dengan laki-laki (suami, saudara, ayah, dan lainnya). Pasalnya, mereka terkadang datang berinteraksi dengan wanita (istri, ibu, saudari, dan lainnya) penuh tekanan dan mereka merasa ingin didengar. Terkadang mereka berbicara berputar-putar, bukan karena mereka ingin berbicara, tapi mencari kalimat tepat untuk mengakhiri pembicaraan mereka.

Dengan membiarkan lawan bicara berbicara, bukan berarti Anda tidak diizinkan mengeluarkan opini atau bersuara, tapi lebih kepada bagaimana memilih ‘medan perang’ Anda. Berpikir sebelum merespons, “Apakah dengan mengacaukan pembicaraan seseorang cukup baik, ataukah aku biarkan saja dia berbicara?” Seringkali Anda mendapatkan bahwa Anda bisa membiarkan dia berbicara. Anda mendengarkannya dan lontarkan beberapa komentar. Anda mendengarkan, sehingga setiap orang bisa mengakhiri pembicaraannya dengan penuh kedamaian. Kita menyebut hal ini sebagai komunikasi yang bisa memunculkan efek harmonis.
...Bentuk lain dari komunikasi diplomatis adalah menjadi bijak atau menampakkan sikap bersahabat kepada orang lain...
Bentuk lain dari komunikasi diplomatis adalah menjadi bijak atau menampakkan sikap bersahabat kepada orang lain. Yaitu dengan menggunakan kosakata yang bisa menaikkan wibawa Anda dan orang yang Anda ajak bicara. Ini mengingat, bahasa merupakan kekuatan humanis terhebat dalam interaksi manusia. Tidak ada manusia yang senang menghadapi orang yang bicara dengan tinggi hati. Dan sedikit dari kita yang bisa menerima kata-kata sarat dehumanisasi dan kritik.

Sebagai sosok yang pengayom dan pengasuh, faktanya wanita memiliki kecerdikan dalam berkomunikasi dengan cara yang menggembirakan, positif, dan peduli. Dengan demikian, seorang muslimah berkontribusi penuh mempromosikan cinta dan kedamaian di dalam rumah. Maka, memilih kata-kata yang tepat dalam dialog adalah sebuah keniscayaan.

Contohnya adalah dialog populer antara seorang suami dan istri tentang kemungkinan sang suami menikah lagi, namun sang istri berdialog penuh ejekan dan celaan. Mari asumsikan bahwa dalam percakapan tersebut sang istri bertanya kepada suaminya tentang kemungkinan dirinya menikah lagi. Apabila kemudian si suami gusar kepada istrinya, dia mengatakan, “Ya, dan istri baruku itu lebih pintar memasak dari dirimu!”, atau sesuatu yang menghina sang istri.

Tapi apabila sang istri berdialog secara apik, suami dengan bijak akan menjawab, “Seandainya aku menikah lagi, maka istriku harus secantik dirimu.” Jawaban tersebut merefleksikan penghargaan suami terhadap diri Anda, bukan malah menghina atau mengeluarkan kata-kata sarat dehumanisasi. Faktanya, jawaban terakhir penuh romantisme. Jadi metode seperti bisa diaplikasikan untuk mengubah sebuah percakapan pahit menjadi lebih manis.
...Hindari bahasa yang angkuh untuk bertanya kepada seorang dan berhati-hatilah dalam menggunakan bahasa tubuh serta ekspresi wajah...
Dengan demikian, beberapa tips komunikasi yang cerdik adalah:
1. Belajar mengidentifikasi dan menjauhi penggunaan bahasa yang agresif, tidak sensitif, ofensif, dan destruktif. Usahakan semaksimal mungkin untuk mengikis cara-cara komunikasi sarat dehumanisasi.
2. Pikirkan bahasa yang Anda gunakan sebagai sebuah proses membangun kedamaian dan sebuah kekuatan mempromosikan kedamaian.
3. Di setiap waktu, kerahkan kemampuan Anda semaksimal mungkin untuk melihat diri dan hidup Anda secara positif. Karena sikap positif bisa menular kepada orang lain.
4. Ingat bahwa Anda memiliki hak bertanya dan mengkritisi, agar percakapan menjadi lebih seimbang. Akan tetapi lakukan kedua hal tersebut secara bertanggungjawab dan dengan cara yang bermartabat. Dan terpenting, pilihlah ‘pertempuran’ Anda dengan bijak.
5. Perlakukan pasangan Anda dengan penuh hormat dan ingat bahwa dia adalah pasangan hidup Anda. Respek atau rasa hormat adalah hal sakral dalam sebuah pernikahan, jadi jangan nodai hal tersebut.
6. Cobalah untuk melihat dua sisi dari sebuah persoalan dan dengarkan pandangan orang lain. Terkadang kita salam memahami (misunderstanding) sehingga berujung miscommunication (salah paham). Mendengarkan adalah kunci utama. Hal ini merupakan tantangan di mana salah seorang dari kalian –atau keduanya— berkomunikasi dengan sebuah bahasa yang bukan menjadi bahasa ibu. Jadi harus diambil sebuah perawatan khusus, untuk memastikan bahwa kesempatan adil berbicara diberikan, sehingga pasangan Anda bisa mengekspresikan dirinya secara penuh. Perlakukan pasangan Anda dengan penuh integritas dan jangan sampai kehilangan kesabaran.
7. Hindari bahasa yang angkuh untuk bertanya kepada seorang dan berhati-hatilah dalam menggunakan bahasa tubuh serta ekspresi wajah.
Terakhir, selalu niatkan segala tindakan Anda untuk fi sabilillah. Ketika kita melakukan segala sesuatu karena Allah, maka tujuan kita menjadi jelas dan tepat. Sungguh beruntung orang-orang yang menjadikan Islam sebagai agama yang menjadi petunjuk seluruh manusia. [ganna pryadha/voa-islam.com]


La tahzan ya ukhti,,,


Dalam sebuah hadist disebutkan : “Kami tidak perah mengatakan kecuali apa yang membuat Rabb-ku ridha”

Anda menanggung tugas yang suci, yakni tunduk dan pasrah pada saat anda dihadapkan pada takdir agar hasil yang diperoleh menjadi kemaslahatan, dan akibat baiknya juga untuk diri anda. Sebab, dengan kesadaran seperti ini anda akan terhindar dari kerugian di hari ini dan kebangkrutan di masa mendatang.
Satu-satunya jalan anda adalah anda harus beriman kepada takdir Allah, sebab takdir pasti akan diberlakukan. Meski, anda harus mengelupaskan diri dari kulit dan keluar dari baju anda.
Orang yang terbiasa menempatkan dirinya dalam kesedihan akan tetap berada dalam kesedihan meskipun sedang tidur di atas ranjang yang empuk. Sejarah memberi kesaksian kepada kita bahwa keagungan dan kebahagiaan telah menyerahkan pusat kendalinya kepada orang-orang dari latar belakang lingkungan yang berbeda. Yakni lingkungan yang didalamnya ada kebaikan dan kejahatan, dan lingkungan yang tidak memisahkan antara kebaikan dan kejahatan secara tegas. Di lingkungan itu tumbuh manusia-manusia yang mampu memikul tanggung jawab di atas pundak mereka dan bukan melepas tanggung jawab.
Cara Menghilangkan Kesedihan
Perasaan sedih adalah sesuatu yang akan menimpa setiap orang pada saat menjalani kehidupan ini. Kesedihan akan muncul saat kita mengalami suatu kesulitan di dunia ini dan merasa sulit dalam meghadapinya. Ini adalah fitrah manusia, sebab bukankah sesudah kesedihan pasti ada kegembiraan dan tidak ada seorang pun yang selalu hidup dalam kesedihan. Allah SWT Berfirman :
“Dan bahwasannya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis” (QS. An Najm :43)
Biasanya kesedihan akan muncul tatkala kita kurang memiliki kesabaran dalam menghadapi suatu musibah. Tetapi ketika kesabaran menjadi tameng dan senjata dalam menghadapinya maka semuanya akan terasa ringan dan akan berakhir kepada kebahagian. Selain itu bersikaplah untuk selalu berbaik sangka bahwa kesedihan yang dialami sekarang lebih kecil di banding dengan kebahagiaan yang akan didapat kelak. Hadapi semua ini sebagai suatu ujian yang akan membuat kita menjadi lebih mulia disisi Allah dengan selalu berbuat kebaikan dan kebaikan. Hal ini dapat dicapai ketika diri ini lebih memikirkan akhirat yang lebih kekal yang di dalamnya tidak ada kesedihan dan kesusahan sedikitpun.

Misalnya dalam menghadapi ejekan orang atau saat ada orang yang membicarakan kejelekan kita, jangan lah kita balas dengan sesuatu yang setimpal berupa ejekan lagi. Karena pada hakikatnya dia telah memberikan suatu kebaikan dari kebaikannya. Lebih baik jika kita berharap, semoga Allah SWT membalas dengan kebaikan pula. Sesuatu yang penting adalah melakukan sesuatu yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Disini bukan berarti kita lemah, tetapi untuk dapat selalu produktif dalam melanjutkan berbuat kebaikan di hari kedepan.
Semoga kita dapat melewati kesedihan dengan diiringi kesabaran dan kegembiraan yang diiringi dengan rasa syukur.
Wallahu A’lam bishawab


Manfaat Jilbab Menurut Islam dan Sains


Allah memerintahkan sesuatu pasti ada manfaatnya untuk kebaikan manusia. Dan setiap yang benar-benar manfaat dan dibutuhkan manusia dalam kehidupannya, pasti disyariatkan atau diperintahkan oleh-Nya. Di antara perintah Allah itu adalah berjilbab bagi wanita muslimah. Berikut ini beberapa manfaat berjilbab menurut Islam dan ilmu pengetahuan.

1.Selamat dari adzab Allah (adzab neraka)
“Ada dua macam penghuni Neraka yang tak pernah kulihat sebelumnya; sekelompok laki-laki yang memegang cemeti laksana ekor sapi, mereka mencambuk manusia dengannya. Dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang, sesat dan menyesatkan, yang dikepala mereka ada sesuatu mirip punuk unta. Mereka (wanita-wanita seperti ini) tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya. Sedangkan bau surga itu tercium dari jarak yang jauh” (HR. Muslim).
Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “Wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang” ialah mereka yang menutup sebagian tubuhnya dan menampakkan sebagian lainnya dengan maksud menunjukkan kecantikannya.
“Wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang” ialah mereka yang menutup sebagiantubuhnya dan menampakkan sebagian lainnya dengan maksud menunjukkan kecantikannya.
2.Terhindar dari pelecehan
Banyaknya pelecehan seksual terhadap kaum wanita adalah akibat tingkah laku mereka sendiri. Karena wanita merupakan fitnah (godaan) terbesar. Sebagaiman sabda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, “Sepeninggalku tak ada fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita.” (HR. Bukhari)
Jikalau wanita pada jaman Rasul merupakan fitnah terbesar bagi laki-laki padahal wanita pada jaman ini konsisten terhadap jilbab mereka dan tak banyak lelaki jahat saat itu, maka bagaimana wanita pada jaman sekarang??? Tentunya akan menjadi target pelecehan. Hal ini telah terbukti dengan tingginya pelecehan di negara-negara Eropa (wanitanya tidak berjilbab).
3.Memelihara kecemburuan laki-laki
Sifat cemburu adalah sifat yang telah Allah subhanahu wata'ala tanamkan kepada hati laki-laki agar lebih menjaga harga diri wanita yang menjadi mahramnya. Cemburu merupakan sifat terpuji dalam Islam.
“Allah itu cemburu dan orang beriman juga cemburu. Kecemburuan Allah adalah apabila seorang mukmin menghampiri apa yang diharamkan-Nya.” (HR. Muslim)
Bila jilbab ditanggalkan, rasa cemburu laki-laki akan hilang. Sehingga jika terjadi pelecehan tidak ada yang akan membela.
4.Akan seperti biadadari surga
“Dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang menundukkan pandangannya, mereka tak pernah disentuh seorang manusia atau jin pun sebelumnya.” (QS. Ar-Rahman: 56)
“Mereka laksana permata yakut dan marjan.” (QS. Ar-Rahman: 58)
“Mereka laksan telur yang tersimpan rapi.” (QS. Ash-Shaffaat: 49)
Dengan berjilbab, wanita akan memiliki sifat seperti bidadari surga. Yaitu menundukkan pandangan, tak pernah disentuh oleh yang bukan mahramnya, yang senantiasa dirumah untuk menjaga kehormatan diri. Wanita inilah merupakan perhiasan yang amatlah berharga.
Dengan berjilbab, wanita akan memiliki sifat seperti bidadari surga.
5.Mencegah penyakit kanker kulit
Kanker adalah sekumpulan penyakit yang menyebabkan sebagian sel tubuh berubah sifatnya. Kanker kulit adalah tumor-tumor yang terbentuk akibat kekacauan dalam sel yang disebabkan oleh penyinaran, zat-zat kimia, dan sebagainya.
Penelitian menunjukkan kanker kulit biasanya disebabkan oleh sinar Ultra Violet (UV) yang menyinari wajah, leher, tangan, dan kaki. Kanker ini banyak menyerang orang berkulit putih, sebab kulit putih lebih mudah terbakar matahari.
Kanker tidaklah membeda-bedakan antara laki-laki dan wanita. Hanya saja, wanita memiliki daya tahan tubuh lebih rendah daripada laki-laki. Oleh karena itu, wanita lebih mudah terserang penyakit khususnya kanker kulit.
Oleh karena itu, cara untuk melindungi tubuh dari kanker kulit adalah dengan menutupi kulit. Salah satunya dengan berjilbab. Karena dengan berjilbab, kita melindungi kulit kita dari sinar UV. Melindungi tubuh bukan dengan memakai kerudung gaul dan baju ketat. Kenapa? Karena hal itu percuma saja. Karena sinar UV masih bisa menembus pakaian yang ketat apalagi pakaian transparan. Berjilbab disini haruslah sesuai kriteria jilbab.
6.Memperlambat gejala penuaan
Penuaan adalah proses alamiah yang sudah pasti dialami oleh semua orang yaitu lambatnya proses pertumbuhan dan pembelahan sel-sel dalam tubuh. Gejala-gejala penuaan antara lain adalah rambut memutih, kulit keriput, dan lain-lain.
Penyebab utama gejala penuaan adalah sinar matahari. Sinar matahari memang penting bagi pembentukan vitamin Dyang berperan penting terhadap kesehatan kulit. Namun, secara ilmiah dapat dijelaskan bahwa sinar matahari merangsang melanosit (sel-sel melanin) untuk mengeluarkan melanin, akibatnya rusaklah jaringan kolagen dan elastin. Jaringan kolagen dan elastin berperan penting dalam menjaga keindahan dan kelenturan kulit.
Jilbab adalah kewajiban untuk setiap muslimah.
Krim-krim pelindung kulit pun tidak mampu melindungi kulit secara total dari sinar matahari. Sehingga dianjurkan untuk melindungi tubuh dengan jilbab.
Jilbab adalah kewajiban untuk setiap muslimah. Dan jilbab pun memiliki manfaat. Ternyata tak sekedar membawa manfaat ukhrawi namun banyak juga manfaat duniawinya. Jilbab tak hanya sekedar menjaga iman dan takwa pemakainya, namun juga membuat kulit terlindungi dari penyakit kanker dan proses penuaan.
Ternyata jilbab tak sekedar membawa manfaat ukhrawi namun banyak juga manfaat duniawinya.
Jilbab tak hanya sekedar menjaga iman dan takwa pemakainya, namun juga membuat kulit terlindungi dari penyakit kanker dan proses penuaan.
Demikianlah Allah memberi kasih sayangnya kepada wanita melalui syariat islam yang sempurna. (PurWD/Kaskus)


Wednesday, March 24, 2010

PUBLIC FIGUR ( YANG MAHSYUR, YANG BIKIN NGAWUR)



Ketika sebuah konser musik digelar dan gerbang masuk pun dibuka, ratusan bahkan ribuan anak muda serentak masuk dengan berdesak-desakan untuk mengambil posisi terdepan agar dapat melihat dengan lebih jelas artis idola mereka yang akan pentas. Sebagian dari mereka terutama putri terluka terluka pingsan bahkan ada yang meninggal karena terinjak-injak. Padahal untuk menonton konser itu mereka rela membayar puluhan bahkan ratusan ribu.

Fenomena yang menakjubkan sekaligus mengerikan. Betapa tidak, mereka begitu rela berkorban apa saja agar bias dapat bertemu dengan artis yang mereka idolakan. Padajal banyak sekali artis di jaman modern ini yang seolah telah menjadi nabi baru. Segala ucap dan gerak langkah mereka menjadi panutan, baik dalam pakaian, tingkah laku, berbicara dan sebagainya.
Bukan rahasia lagi bahwa di dunia artis berkubang segala keborokan moral, mulai dari segala penyalah gunaan obat-obatan terlarang, minuman keras, seks bebas dan penyelewenan terhadap norma agama lainnya. Sebagai sosok glamour, artis memang bias berbuat apa saja dengan limpahan uang yang dia punya, bahkan jika perlu hokum pun bias dia beli. Maka bagaima jadinya bila sosok seperti inilah yang di puja-puja oleh jutaan remaja kita? Tidak heran jika berbagai kejahatan seks dan penyalah gunaan obat terlarang kerap kita jumpai pada remaja kita, tidak lain karena mengidolakan sosok yang mempunyai moral yang tidak karuan.
Demikianlah adanya, dunia modern tengah mengalami ancaman degredasi moral secara global. Generasi muda tidak terbatas pada generasi islamsaja yang tengah mengalami penghancuran moral besar-besaran. Mereka mengindahkan bahkan mendewakan artis yang telah hancur moralnya.
Di sisi lain, nyaris tidak ada satu mediapun yang bias menjadi pembanding semua itu. Tidak ada media (TV)yang secara khusus memberikan cerita kepahlawanan yang benar kepada remaja. Misalnya kegigihan khulafaur rasyidin yang telah mati-matian membela agama kita. Yang ada justru kian hari dunia artis makin digembar-gemborkan dan remaja kita pun semakin dinina bibokan dalam degredasi moral.

Sunday, March 21, 2010

Jika ( untukmu saudariku…)


Jika orang-orang sibuk untuk mengumpulkan harta dunia, maka sibukkanlah diri dengan Allah
Jika mereka bahagia dengan perkara dunia..maka berbahagialah karena Allah
Jika kita akrab dengan sahabat-sahabat kita..maka jadikan Allah sebagai teman dekatmu
Dapatkan kasih sayang Allah dengan cara menundukkan diri..niscaya Allah akan memberikanmu kemuliaan dan keagungan


Jika melihat orang-orang sibuk dengan urusan duniawi..maka sibukkanlah kalian dengan urusan akhirat
Jika melihat orang-orang sibuk untuk mempercantik penampilan luar mereka..maka sibukkanlah diri dengan mempercantik batin kita
Jika melihat orang sibuk untuk menghisi rumah mereka…maka sibukkan diri untuk membangun kuburan kita(mempersiapkan kehidupan akhirat)
Jika kita melihat orang-orang sibuk mengurusi aib orang lain, sibukkanlah diri untuk melihat aib diri sendiri
Jadikan dunia sebagai sarana untuk menggapai akhirat
Karena sesungguhnya dunia adalah ladang bagi kehidupan akhirat…

Friday, March 12, 2010

Mengingatkanmu, Bahwa Kau Punya Ibu


Duhai bapak, duhai ibu…
Sebagai anak, tak banyak yang sudah kulakukan. Meski hanya sekedar membuat bapak dan ibu tersenyum. Aku hanya anak biasa yang telah ibu lahirkan dengan susah payah. Sementara ketika aku sudah sebegini dewasa, aku justru tak pernah ingat momen berharga itu. Duitku hanya duitku. Sementara saat ku susah, namamu yang selalu menjadi sebutanku. Membasahi bibir dan lisanku.


Ketika tiba hari lahirku, bukan ibu yang kuingat. Malah aku teringat teman-temanku. Mengajak mereka makan-makan, hura-hura dan canda tawa. Sedangkan ibu, huff sedikit pun aku tidak ingat kamu. Kamu yang dulu dengan pelan membelaiku di perutmu. Mengaduh, merintih dan mengeluh, karena hadirku membuatmu tersiksa. Tak ada nasi yang masuk di perutmu. Hanya mual yang sangat, menemani hari-hari hamilmu. Tapi kau bukannya marah, kamu hanya tersenyum bangga karena aku adalah bayimu.
Ketika tiba hari lahirku, bukan ibu yang kuingat. Malah aku teringat teman-temanku. Mengajak mereka makan-makan, hura-hura dan canda tawa
Kini, saat aku besar, aku malu bertemu kamu di sekolahku. Aku malu saat kau memanggilku dan mencium pipiku di depan teman-temanku. Bagiku itu sangat memalukan. Bukan apa-apa, hanya karena ibu sudah beruban banyak. Dan masak aku harus dicium di depan teman-teman, itu memalukan…Tapi ternyata aku selama ini tak tahu. Bahwa ciuman itulah bukti sayangmu padaku selama ini. Bangga punya anak aku, dan ibu inginkan dunia tahu, bahwa anaknya berprestasi. Hanya itu yang ibu inginkan. Hanya itu…

Semakin hari, semakin sering hati orang tua tersakiti. Lisanku yang tajam, sikapku yang tidak sopan, merasa benar, merasa modern, dan merasa lebih pandai dan pintar. Kadang kalau berbeda pendapat dengan ibu, aku selalu bilang bahwa ibu salah. Bila berbeda pendapat dengan ayah, aku selalu bilang ayah kolot, jadul dan tidak paham agama. Padahal usiaku masih saja SMA. Jenggotku pun belum lagi ada. Tapi tanganku lantang menunjuk kalian, dengan rasa bersalah kini aku mohon ikhlasmu.

Ingatkah dulu saat aku memilih dia menjadi mendampingku. Aku melangkah sendiri, seolah kalian tiada lagi. Padahal seharusnya aku minta ridamu, ridha yang akan mengantarkanku menuju jannahNya.
Ingatkah dulu saat aku memilih dia menjadi mendampingku. Aku melangkah sendiri, seolah kalian tiada lagi
Atau saat dulu kita pernah berperang kata-kata. Dengan sengaja aku berkata kasar, karena perbedaan pendapat yang sangat tajam. Aku menyesal, dari lubuk hati yang paling dalam.

Allah maha mendengar segala pinta hambaNya. Dan kali ini aku meminta, agar lebaran tahun ini aku bisa bertemu kalian, orangtuaku. Aku akan tersenyum, meminta maaf dan ikhlas ibu dan ayah. Bersamamu dengan tawa bersahaja. Dekapan hangat penuh sayang dari orang tua kepada anaknya. Dan linangan air mata kesyukuran, karena di Ramadhan kali ini, aku masih bisa menjumpai bapak dan ibu lagi...Di hari kemenangan nanti, semoga semuanya segera terikhlaskan…
Oleh : Burhan Sodiq


10 Tanda orang bahagia menurut kitab Tanbiqul Ghofilin (pengingat orang lupa)


10 Tanda orang bahagia menurut kitab Tanbiqul Ghofilin (pengingat orang lupa)

1.Orang yang berhati zuhud dan bahagia terhadap amaliyah akhirat
Artinya orang tersebut sudah tidak menjadikan dunia sebagai yang nomor 1 di dalam pikiran dan hatinya akan tetapi akhiratlah yang membuat dia bahagia. Karena zuhud sendiri berarti menghilangkan keduniawian di dalam hatinya dan mengisinya dengan akhirat


2.Semangat hidupnya hanya ditujukan untuk ibadah
Orang tersebut merasa bahwa ibadah adalah suatu kebutuhan, bukan kewajiban. Jadi ia menjalankan semua pekerjaannya dengan bahagia karena tidak ada rasa keterpaksaan dalam dirinya. Hal-hal yang dia lakukan juga penuh dengan semangat sebab ia menjalankannya dengan suka rela. Bila sekali saja ia tidak beribadah, ia merasa begitu menyesal.
3.Orang yang mampu membatasi ucapan pada hal-hal yang tidak bermanfaat
Orang tersebut benar-benar menjaga dan menata apa yang akan ia ucapkan, ucapan-ucapan orang tersebut selalu mengingatkan kita tentang Allah SWT. Hal-hal yang keluar dari mulut orang tersebut selalu membuat orang disekitarnya teringat tentang ibadah dan orang disekitarnya akan mendapatkan hikmah dari apa yang orang tersebut ucapkan.
4.Orang yang mampu menjaga sholat 5 waktu
Sholat 5 waktu merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat islam. Orang yang bahagia yang dijelaskan dalam kitab tanbiqul ghofilin akan selalu menganggap bahwa sholat 5 waktu adalah kebutuhan yang harus ia kerjakan, dimana ketika mengerjakan sholat 5 waktu orang tersebut akan merasa sangat bahagia karena dia akan menghabap Tuhan yang telah menciptakannya yaitu Allah SWT. Dia akan melaksanakan sholat 5 waktu dalam kondisi bagaimanapun. Baik ketika di pagi yang dingin,di tengah teriknya matahari,atau di gelap dan sunyinya malam.
5.Wira’i
Wira’I adalah menjauhi barang barang haram dan syubhat. Yang dimaksud barang syubhat adalah barang yang tidak jelas, halal atau haramnya. Memang sulit untuk melaksanakan wira’i akan tetapi orang yang disebutkan dalam kitab ini akan mencoba sekuat tenaganya untuk menjauhi barang-barang yang haram dan barang yang tidak jelas kehalalan dan keharamannya.
6.Bersahabat dengan orang sholeh dan solehah
Orang tersebut akan bersahabat dengan orang orang sholeh sebab dia dan sahabatnya akan sama sama berjuang dijalan Allah dan akan menhindari hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.
7.Tawadhu’
8.Dermawan
Ketika ia dalam keadaan susah, ia masih akan menolong orang lain. Dia selalu berpikir bahwa dia masih lebih beruntung daripada orang ada di pinggir jalan. Rasa syukur yang selalu ternaman dalam hatinya membuat dia tidak sompong bahkan pelit.
9.Kasih sayang kepada semua makhluk
Semua yang ada di langit dan di bumi adalah ciptaan Allah SWT. Manusia yang diciptakan berbeda-beda, beda suku bangsa,agama dan adat istiadat tidak lantas membuat dia mencaci maki orang yang tidak sama agamanya dengan dia. Kepeduliannya terhadap alam dan lingkungan juga tinggi sebab dia tau bahwa semua itu juga ciptaan Allah yang wajib untuk kita cintai dan lindungi.
10.Bisa bermanfaat kepada orang lain
Dimana ada orang itu, pasti orang disekitarnya merasa bahagia sebab dia adalah seorang teman yang dapat membawa orang disekitarnya ke jalan Allah, dia selalu memanfaatkan waktu yang dia miliki untuk hal-hal yang bermanfaat.

Thursday, March 11, 2010

Betapa Cantiknya Seorang Muslimah



Mulanya aku tidak percaya diri
dengan busana yang tertutup rapi
kata orang aku tidak trendi
tapi aku cantik, kata abi dan ummi.


Wahai kawan yang gila sanjungan
cantik bukan berarti buka-bukaan
trendi tak harus selalu berdandan
kecantikan tak identik dengan pujaan.

Kuulurkan jilbab hingga terasa damai hatiku
kulonggarkan pakaian sehingga tertutup aurat tubuhku
kulakukan semuanya itu demi cinta pada Robb-ku
dalam hati kuberbisik, semoga Engkau berbahagia melihatku.

Andai semua orang memahami
cantik lahir bukanlah ukuran
pemikat adalah cantiknya hati
dan yang utama budi pekerti
seperti yang Rasul contohkan.

dengan cinta
sahabatmu,
[fathiyya]

Aku Ingin Dekat Dengan Allah, tapi bagaimana?


“Sebenarnya aku ingin dengan Allah, tapi aku tak tahu bagaimana caranya. Aku tidak punya kemampuan untuk itu.”

Demikian komentar banyak remaja dan pemuda muslim yang penulis dengar ketika berinteraksi dengan mereka. Atau ada dari mereka yang mengungkapkan, “Terkadang aku bisa merasa dekat dengan Allah ketika aku banyak menghabiskan waktu dengan teman-teman shaleh yang dapat mempengaruhiku. Namun tatkala mereka tidak lagi dekat dengan diriku, maka aku pun menjauh dari Allah.”


Sejatinya, Allah-lah sebaik-baik tempat mengadukan persoalan tersebut. Seandainya kita berdoa kepadanya memohon perubahan pada diri kita, maka –insya Allah—Dia akan mengabulkan permohonan kita. Allah berfirman,

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (Al-Baqarah 186).

Apabila kita membayangkan bahwa di hadapan kita terdapat sebuah pemandangan indah, maka di antara pemandangan indah tersebut senantiasa ada kabut dan selubung yang menghalanginya. Dari sisi kita memandang, kita dapat menyaksikan pemandangan indah tersebut, namun tidak semuanya dapat kita lihat. Kita berhasrat untuk melihat semua pemandangan elok tersebut, namun ironinya kita hanya bisa duduk diam di tempat dan tidak bangkit menghalau kabut serta tirai yang menghalangi, untuk kemudian mendapatkan pemandangan sempurna.

Dengan demikian, kita mesti menghalau semua tirai penghalang tersebut dengan mengambil langkah-langkah berikut: Pertama, harus ada keinginan dan hasrat. Kedua, menggali keterampilan. Ketiga, selalu menjaga keterampilan tersebut untuk siap melihat pemandangan indah setiap saat.

Terkadang, banyak orang yang berpikir untuk selalu dekat dengan Allah, namun tidak memiliki hasrat kuat untuk meraih kedekatan tersebut. Ini mengingat, keimanan tak ubahnya seperti benih; harus ditanam di tanah subur dan disirami air. keimanan mumpuni meniscayakan proses yang menghabiskan waktu dan determinasi.

Selanjutnya, untuk memulai, kita harus menelisik tugas terpenting yang telah Allah tentukan kepada kita. Setiap aksi yang kita lakukan mesti bermuara pada penyucian hati dari segala yang dapat membuat Allah murka. Hal ini memang tidak mudah, terutama bagi para remaja dan pemuda. Jadi, langkah pertama agar bisa dekat dengan Allah adalah menyadari tugas kita yaitu beribadah dan taat kepada-Nya.

Di dalam sebuah hadits Qudsi, Rasulullah menginformasikan bahwa Allah bersabda, “Tiada seorang hamba yang mendekatkan diri kepada-Ku seperti dia menunaikan segala kewajiban-Ku ke atas dirinya. Dan sesungguhnya dia akan mendekatkan diri kepada-Ku dengan memperbanyak nawafil (sunnah) sehingga Aku mencintainya. Maka apabila Aku sudah mencintainya, jadilah Aku seumpama kaki yang dia berjalan dengannya dan tangan yang dia memukul dengannya dan lidah yang ia berucap dengannya dan hati yang ia berfikir dengannya. Dan apabila dia memohon kepada-Ku, niscaya Aku akan memberinya dan apabila dia berdoa kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkannya.”

Melaksanakan ibadah yang benar menjadi cara bagi seseorang untuk bisa saleh dan berbuat kebaikan sebagaimana yang telah disebutkan hadits di atas. Beribadah dan taat kepada Allah merupakan langkah besar untuk bisa dekat dengan Sang Pencipta. Ketika seseorang telah meraih ketakwaan dan keshalehan, maka secara otomatis dia akan menjadi orang yang beriman dan senantiasa berbuat kebaikan dan selalu terdepan dari orang lain dalam melakoni kebaikan.
Allah berfirman mengenai hal ini, “Dan orang-orang yang beriman paling dahulu, mereka itulah yang didekatkan kepada Allah. Berada dalam jannah kenikmatan” (Al-Waqi’ah 10-12).

Dia senantiasa mengingat kerendahan dirinya di hadapan Allah, dia akan berdoa kepada-Nya dengan penuh harap dan cemas. Dan pastinya, dia selalu berhasrat untuk dekat dengan-Nya.

Selanjutnya, secara natural orang tersebut akan menyadari bahwa kemurahan hati dan derma merupakan cara lain untuk mendekatkan dirinya kepada Allah. Ini mengingat, Dia mencintai orang-orang yang bersedekekah kepada yang membutuhkan dan membenci orang-orang yang keras hati dan kikir.

Dia juga akan melaksanakan semua ibadah untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Setelah ini semua, ketika dia tetap tidak merasa dekat dengan Allah sebagaimana dikehendakinya, maka ada baiknya jika dia menengok ke lingkungan, teman-teman, anggota keluarga, dan gaya hidupnya. Apakah teman-temannya melalaikan Allah? Apakah mereka melakukan aktivitas-aktivitas yang dibenci-Nya? Apakah mereka menghabiskan banyak waktunya di depan televise menyaksikan program-program yang membuat Allah murka? Atau apakah teman-teman dan anggota keluarnya menjadi factor yang menyebabkan dirinya lemah dalam menjalankan perintah-perintah agama?

Pasalnya, pengaruh teman dekat begitu besar, lebih dari yang dibayangkan seseorang. Seseorang harus berhati-hati memilih teman dekat. Karena jika salah memilih teman, maka dia akan memalingkan kita dari Allah. Hal ini sebagaimana difirmankan-Nya, “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi” (Al-Munafiqun 9).

Hal-hal tersebut mungkin sangat tidak mudah, terutama bagi generasi muda. Kendati demikian, mereka harus menyadari bahwa mereka adalah pembawa panji Islam dan memiliki andil untuk mempengaruhi teman-teman mereka.
Selain berbagai nasihat di atas, untuk menjaga kedekatan dengan Allah, setiap muslim harus selalu mengingat Allah (zikir).
Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang” (Al-Ahzab 41-42).

Akhirnya, ketika kita meyakini dan mempercayai Kalamullah, maka kita telah menemukan solusi untuk bisa dekat dengan-Nya. Semoga! (ganna/voa-islam.com)


Akhwat bergosip, Capek deh!


Suatu ketika, dalam perjalanan menuju sekolah –waktu itu belum punya motor— tanpa sengaja saya mendengar percakapan dua orang remaja putri yang duduk di depan saya. Salah seorang dari keduanya mengutarakan, “Ih sebel banget sama si Mawar (bukan nama sebenarnya), jilbab doang panjang, tapi sering ngomongin orang, ngegosip, fitnah. Cih!”

Mendengar curhatannya tersebut, saya jadi geli sendiri, dan tertawa terkekeh. Dalam hati saya bergumam, “Masa sih cewek berjilbab tapi hobi ngomongin kejelekan orang alias ghibah?!” Namun, sepanjang perjalanan menuju kantor, obrolan remaja putri itu pun mengarah pada ghibah dan membincangkan orang lain. Tawa saya pun semakin berkepanjangan. Tapi, isi obrolan dan curhatan mereka berdua berkelebat di dalam benak saya. Pikiran saya menerawang jauh. Nalar eskatologis saya dibuat menggelitik.

Mulutmu harimaumu. Begitulah pepatah mengajarkan. Artinya, segala perkataan yang terlanjur kita keluarkan apabila tidak difikirkan dahulu akan dapat merugikan diri sendiri. Kita sering mendengar istilah tersebut sejak kecil. Maksudnya, kita kita harus menjaga mulut dan tutur kata karena bisa jadi bagaikan harimau galak menerkam balik kepada diri kita sendiri apabila yang keluar dari mulut kita adalah ‘bahasa yang kelewatan’.

Sejatinya, kata memiliki bobot. Ia mampu mengubah seluruh atmosfer sebuah ruangan dan kamar. Ia bisa membangun sekaligus meluluhlantakkan sebuah ikatan pertemanan. Ia juga dapat menyegel sebuah akad pernikahan, sehingga relasi pria-wanita menjadi absah, tapi ia juga bisa menghancurkan relasi tersebut. Hanya dengan beberapa kata, kita dapat mengubah mood seseorang, dan tentu mood kita sendiri. Jika demikian, kita harus ingat untuk tidak menganggap enteng hal-hal yang kita katakan.

Betapa sering kita mengatakan sesuatu, namun setelah itu kita justru menyesal telah mengatakannya? Betapa sering kita harus meminta maaf kepada orang lain karena telah mengatakan hal-hal yang tidak penting atau menyakiti mereka? Bahkan komentar yang diucapkan sambil berlalu atau candaan sederhana pun bisa menjadi rumor tidak menyenangkan dan penghinaan yang mengerikan. Berapa banyak fitnah terlontar yang melibatkan lidah yang biasanya dimulai dengan ucapan terkenal: “Ada yang bilang..” atau “Katanya sih..”?!

Sebagai seorang muslimah –para wanita dianggap memiliki kecerdasan literal lebih dibandingkan pria, sehingga membuat mereka senang berbincang— merupakan hal vital untuk mengingat bahwa ghibah dan memfitnah adalah hal yang haram. Allah berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujurat: 12)

Bukan hanya karena hal tercela itu mengganggu masa depan kita di akhirat, tapi juga membuat tidak nyaman orang-orang di sekitar kita. Dapat menimbulkan permasalahan di berbagai tempat yang mungkin tidak pernah kita bayangkan untuk terjadi apabila kita tidak berhati-hati dalam berbicara. Ini mengingat, membicarakan kejelekan (aib) saudara dan saudari kita adalah hal terlarang; baik itu benar atau tidak.

Abu Hurairah menegaskan bahwa Rasulullah bertanya,
“Tahukan kalian apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Beliau bersabda, “Yaitu kalian menyebut saudara kalian dengan hal-hal yang tidak dia senangi.” Lalu seseorang bertanya, “Bagaimana pendapat engkau apabila yang aku katakan itu ada pada diri saudaraku yang aku ceritakan itu?” Beliau menjawab, “Apabila yang engkau ceritakan itu ada pada diri saudaramu, maka engkau telah melakukan ghibah kepadanya. Dan apabila yang engkau katakan itu tidak ada pada diri saudaramu maka engkau telah mengada-ada tentangnya (memfitnahnya).”
Di dalam lingkungan sekolah dan kampus, sungguh begitu mudah terjerembab ke dalam jebakan godaan ghibah. Bahkan di beberapa tempat, popularitas malah bisa didapatkan dengan cara menyebarkan kekurangan dan kejelekan orang lain. Namun, apakah hal tersebut merupakan popularitas yang harus didapatkan seorang muslimah?

Setiap muslimah harus semaksimal mungkin menghindar untuk tidak berteman dengan orang-orang yang memperturutkan nafsu mereka dalam membicarakan hal-hal bersifat omong kosong. Harus diingat, apabila mereka membicarakan kejelekan-kejelekan orang lain di depanmu, maka mungkin mereka juga akan membicarakan aib-aib dirimu, suatu saat.

Namun sayangnya, sungguh terlalu mudah untuk melupakan berapa banyak dosa dilakukan dikarenakan kita menggunjing, ngegosip, dan memfitnah ketika kita berada di dalam sekelompok pertemanan. Karena biasanya setiap orang di dalamnya suka memaksa temannya untuk menyebarkan informasi tentang orang lain. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab mengapa kita diharuskan berteman dengan seseorang yang bisa membantu kita untuk selalu mengingat Allah dan takut kepada-Nya. Karena teman yang baik dianalogikan Rasulullah dengan seorang penjual minyak wangi yang bisa menularkan harumnya kepada kita. Sementara teman yang buruk seperti pandai besi yang bisa membuat baju kita terbakar.

Kata-kata bukan hanya ‘sekedar kata-kata’. Lebih dari itu, memiliki bobot yang mempengaruhi interaksi kite dengan orang lain. Kata-kata bisa dengan mudah meluncur dari bibir, namun ternyata sulit untuk dikembalikan lagi. Dengan demikian, takutlah kepada Allah, cintai sesama muslim, dan jagalah lidah. Hal ini sebagaimana sabda Rasul,
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah berbicara yang baik atau diam.” (HR. Al-Bukhari).

Kendati demikian, memang dalam kondisi-kondisi tertentu, Islam membolehkan ghibah. Seperti, meminta pertolongan untuk mengubah kemungkaran dengan cara menceritakan hal-hal buruk orang lain kepada seseorang yang dianggap bisa mengubahnya. Lalu orang yang dizalimi bisa menceritakan kepada hakim tentang kezaliman seseorang. Bercerita kepada mufti untuk meminta fatwa. Kemudian memperingatkan kaum muslimin dari kejahatan seseorang. Dan tidak berdosa apabila kita menceritakan seseorang yang terang-terang berbuat dosa.

Di luar hal-hal di atas, maka ghibah dilarang. Namun ironisnya, dalam tayangan-tayangan televisi dan majalah-majalah yang ada, gosip saat ini sudah menjadi lahan komersial. Sehingga saat ini ngomongin orang sudah menjadi hal biasa.

Saking banyaknya keterangan agama yang melarang ghibah, maka sangat disayangkan jika ada muslimah yang gemar menggunjing. Tanpa terasa, bus yang saya tumpangi pun sudah semakin mendekat ke sekolah. Saya pun bersiap-siap untuk turun. Perenungan tentang obrolan dan curhatan kedua remaja putri itu harus diakhiri. Tak terima rasanya jika ada perempuan berjilbab tapi gemar menggunjing, hati berguman, “akhwat bergosip, Capek Deh!” [ganna pryadha/voa-islam.com]


Sunday, March 7, 2010

Akhwat Genit? astagfirullah!


Akhwat adalah sebutan akrab untuk para wanita muslim. Akhwat secara bahasa Arab artinya saudara perempuan. Namun sudah maklum (diketahui) bahwa saudara yang dimaksud di sini adalah saudara seiman, sama-sama muslim. Hal ini bukan tak berdasar, karena Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain," (HR. Muslim, no. 2564).

Namun memang sebagian orang menggunakan istilah akhwat untuk makna yang lebih sempit. Ada yang menggunakan istilah akhwat khusus untuk para muslimah yang aktifis dakwah, berarti yang bukan aktifis dakwah bukan akhwat.
Ada juga yang menggunakan istilah akhwat khusus untuk para muslimah yang berjilbab lebar, berarti yang berjilbab pendek bukan akhwat.

Ada yang lebih parah lagi, istilah akhwat hanya diperuntukkan bagi muslimah yang satu aliran atau gerakan, yang beda aliran dan gerakan bukan akhwat. Tentu kita lebih setuju makna yang umum, bahwa setiap muslimah yang mentauhidkan Allah, adalah akhwat. Namun yang lebih dikenal banyak orang, akhwat adalah para muslimah aktifis dakwah yang biasanya berjilbab lebar. Dan makna ini yang kita pakai di dalam tulisan saya ini.

Demi Allah, sungguh anggunnya para muslimah dengan hijab syar'inya (pakaian muslimah yang sesuai ajaran Islam), melambai diterpa angin, memancarkan cahaya indah dari sebuah keimanan yang mantap. Ya, keistiqomahan seorang muslimah untuk menjaga auratnya dengan jilbab yang syar'i adalah cermin keimanannya, setidaknya dalam hal berpakaian.

Sungguh beruntung mereka yang telah menyadari bahwa Allah telah memerintahkan para muslimah untuk berhijab syar'i, dan sungguh Allah tidak akan memerintahkan sesuatu kepada hamba-Nya kecuali itu adalah sebuah kebaikan.
Sungguh beruntung mereka yang telah menyadari bahwa Allah telah memerintahkan para muslimah untuk berhijab syar'i, . . .

Namun sayang sungguh sayang, sebagian akhwat yang berhijab syar'i belum menyadari esensi dari hijab yang dipakainya, yaitu untuk menjaga dirinya dari fitnah syahwat. Sebagian dari mereka hanya menganggap hijab syar'i hanya sekedar tuntutan berpakaian dari syari'at, atau ada pula yang hanya menganggapnya sebagai tuntutan mode supaya terlihat anggun, terlihat cantik, keibuan, dll. Wal'iyyadzubillah!.
Akhirnya ditemukanlah tipe muslimah yang disebut akhwat genit, yaitu mereka (muslimah) yang sudah berhijab syar'i, jilbab lebar, namun tidak menjaga pergaulan dengan lawan jenisnya. Mereka tidak menjaga diri dari hal-hal yang dapat menimbulkan fitnah (kerusakan;bencana) yang ditimbulkan dari pergaulan laki-laki dan wanita yang melanggar batas-batas syari'at. Padahal seharusnya merekalah (para akhwat) yang mendakwahkan bagaimana cara bergaul yang syar'i.

Akhwat genit, yaitu mereka (muslimah) yang sudah berhijab syar'i, jilbab lebar, namun tidak menjaga pergaulan dengan lawan jenisnya.
Mereka tidak menjaga diri dari hal-hal yang dapat menimbulkan fitnah (kerusakan;bencana) yang ditimbulkan dari pergaulan laki-laki dan wanita yang melanggar batas-batas syari'at.
Mungkin saja para akhwat genit ini belum tahu tentang tuntunan Islam dalam bergaul dengan lawan jenis. Ketahuilah, memang Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah mewajibkan ummat muslim berbuat baik dalam segala hal.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat baik atas segala sesuatu," (HR. Muslim). Dan memang benar bahwa Allah telah memerintahkan hamba-Nya mempererat persaudaraan, ukhuwah sesama muslim, bersikap santun, sopan, banyak memuji. Namun perlu diperhatikan, hal-hal baik tersebut akan berbeda hukum dan akibatnya jika diterapkan kepada lawan jenis.
Berkata manis, santun, mendayu-dayu, itu baik, namun bila diterapkan kepada lawan jenis, bisa berbahaya.

Menanyakan kabar kepada seorang kawan, itu baik, namun bila sang kawan itu lawan jenis, bisa berbahaya.
Sering memberi nasehat-nasehat kepada seorang kawan itu baik, namun jika ia lawan jenis, bisa berbahaya. Senyum dan menyapa saat berpapasan dengan kawan, itu baik, namun jika ia lawan jenis, bisa berbahaya. Karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman yang artinya: "Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menundukkan pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya." (QS. An-Nur : 24).

Berbuat baik memang diperintahkan, namun Allah juga memerintahkan untuk menjaga pandangan dan pergaulan terhadap lawan jenis. Maka janganlah mencampurkan hal-hal baik dengan hal yang dilarang.

Ciri-ciri akhwat genit:
1.Berpakaian yang mengundang pandangan
Mungkin ia memakai jilbab lebar, gamis, namun jilbab dan busana muslimah yang dikenakannya dibuat sedemikian rupa agar menggoda pandangan para ikhwan. Warna yang mencolok, renda-renda, atau aksesoris lain yang membuat para pria jadi terpancing untuk memandang.
2.Senang dilihat
Akhwat genit, senang sekali bila banyak dilihat oleh para ikhwan. Maka ia pun sering tampil di depan umum, sering mencari-cari perhatian para ikhwan, sering membuat sensasi-sensasi yang memancing perhatian para ikhwan dan suka berjalan melewati jalan yang terdapat para ikhwan berkumpul.
3.Kata-kata mesra yang Islami
Seringkali akhwat-akhwat genit melontarkan kata-kata mesra kepada para ikhwan. Tentu saja kata-kata mesra mereka berbeda dengan gayanya orang berpacaran, namun mereka menggunakan gaya bahasa Islami. misalnya; Jazakallah yach akhi; Akh, antum bisa saja dech; Pak, jangan sampai telat makan lho; sesungguhnya Allah menyukai hamba-Nya yang qowi; Kaifa haluka akhi; minta tausiah dunks; Akh, besok syura jam 9, jangan mpe telat lhoo..
4.SMS tidak penting
Biasanya akhwat-akhwat genit banyak beraksi lewat SMS. Karena aman, tidak ketahuan orang lain, bisa langsung dihapus. Ia sering SMS tidak penting, menanyakan kabar, mengecek shalat malam sang ikhwan, mengecek shaum sunnah, atau SMS hanya untuk mengatakan Afwan atau Jazakallah.
5.Banyak bercanda
Akhwat genit banyak bercanda dengan para ikhwan. Mereka pun saling tertawa tanpa takut terkena fitnah hati. Betapa banyak fitnah hati, VMJ, yang hanya berawal dari sebuah canda-mencandai.
6.Tidak khawatir berikhtilat
Ada saat-saat di mana kita tidak bisa menghindari khalwat dan ikhtilat. Namun seharusnya saat berada pada kondisi tersebut seorang mukmin yang takut kepada Allah sepatutnya memiliki rasa khawatir berlama-lama di dalamnya, bukan malah enjoy dan menikmatinya. Demikian si akhwat genit. Saat terjadi ihktilat, akhwat genit tidak khawatir. Bukannya ingin cepat-cepat keluar dari kondisi tersebut, akhwat genit malah menikmatinya, berlama-lama, dan malah bercanda-ria dengan pada ikhwan laki-laki di sana.
7.Berbicara dengan nada
Maksudnya berbicara dengan intonasi kata yang bernada, mendayu, atau agak mendesah, atau dengan gaya agak kekanak-kanakan, atau dengan gaya manja. Semua gaya bicara seperti ini dapat menimbulkan bekas pada hati laki-laki yang mendengarnya. Dan ketahuilah wahai muslimah, hal ini dilarang oleh syari'at. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman yang artinya: "Maka janganlah kalian merendahkan suara dalam berbicara sehingga berkeinginan jeleklah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang maruf." (QS. Al Ahzab: 32).

Para ulama meng-qiyaskan (menganalogikan) merendahkan suara untuk semua gaya bicara yang juga dapat menimbulkan penyakit hati pada lelaki yang mendengarnya.
Mari sama-sama kita perbaiki diri. Kita tata lagi pergaulan kita dengan lawan jenis. Karena inilah yang telah diperintahkan oleh syari'at. Dan tidaklah Allah memerintahkan sesuatu kepada hamba-Nya, kecuali itu kebaikan. Dan tidaklah Allah melarang sesuatu kepada hamba-Nya, kecuali itu keburukan. Dan sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mewasiatkan kepada ummatnya bahwa fitnah (cobaan) terbesar bagi kaum laki-laki adalah cobaan syahwat, yaitu yang berasal dari wanita: "Tidaklah ada fitnah sepeninggalanku yang lebih besar bahayanya bagi laki-laki selain fitnah wanita. Dan sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa bani Israil adalah disebabkan oleh wanita." (HR. Muslim).(PurWD/ istanasurgaku)

Bila prestasi kamu jeblok, introspeksi diri ya ukhti!


Dalam diri setiap manusia itu ada naluri alami untuk mempertahankan diri. Istilah kerennya adalah ghorizah baqo. Naluri ini bentuk nyatanya bisa jadi berupa munculnya rasa takut, waspada, dan khawatir ketika eksistensi dirinya merasa terancam. Dari rasa inilah kemudian nantinya muncul membentengi diri atau bisa juga dalam bentuk perlawanan atau pemberontakan.

Kali ini kita gak bakal ngomongin masalah heroik kok, meskipun ada unsur perlawanan atau pemberontakan di dalamnya. Kita akan membicarakan masalah remaja tentang pengakuan eksistensi diri. Kamu yang semula selalu menjadi pusat perhatian dari teman-teman dan guru karena prestasi, bisa jadi muncul sikap perlawanan ketika ego atau eksistensimu terusik. Bentuknya bisa macam-macam. Mungkin saja kamu yang biasanya selalu menjadi yang terbaik, akhirnya tergeser oleh teman yang sebelumnya tidak masuk perhitungan. Pastilah muncul rasa tidak terima terhadap kenyataan ini karena baqo atau egomu yang berbicara.

Bentuk pelampiasan rasa tidak terima ini bisa saja kamu jadi merasa benci dengan teman yang berhasil menggesermu itu. Atau bisa juga dalam bentuk rasa jengkel terhadap teman-teman lain karena mereka mulai memperhatikan dia yang berhasil mengalahkanmu. Atau bahkan parahnya, kamu bisa merasa tidak terima dengan guru bidang studi tertentu yang temanmu itu berhasil menyaingimu. Akhirnya kamu pun berani membangkang dan tidak patuh lagi pada guru tersebut hanya karena rasa iri dengkimu itu.
...Bentuk pelampiasan rasa tidak terima ini bisa saja kamu jadi merasa benci dengan teman yang berhasil menggesermu itu. ...
Sobat remaja, mungkin di antara kamu ada yang mengalami kejadian seperti itu. Atau bisa juga pengalaman itu terjadi di teman atau saudaramu. Hal ini wajar karena masa remaja adalah masa pencarian jati diri dan butuh pengakuan dari lingkungan sekitar. Bila ini tak didapatkan, maka ia pun mencair pelampiasan untuk meluapkan jengkel hatinya. Masalahnya adalah apabila rasa jengkel ini diluapkan tidak pada tempatnya semisal menjadi benci terhadap teman atau guru karena ia tidak lagi bisa menjadi yang terbaik.

Sikap seperti ini tidak akan menyelesaikan masalah. Sebaliknya, kredibilitas kamu malah akan semakin merosot karena perilaku yang tidak baik ini. Teman-teman yang lain akan melihat kamu sebagai seseorang yang tidak fair karena iri dengki terhadap prestasi orang lain. Guru pun jadi tak lagi bersimpati denganmu karena sikapmu yang cenderung membangkang hanya karena tidak lagi mendapat nilai terbaik di kelas. Ini semua hanya akan memperparah kondisimu baik dari segi kejiwaan maupun prestasi.

Bila saja kamu mau berfikir dengan jernih, mudah kok keluar dari permasalahan yang mengusik ego ke”aku”anmu ini. Yang namanya kehidupan, kalah menang itu biasa. Jatuh bangun itu lumrah. Satu saat di atas, di saat lain ada di bawah itu juga tak istimewa. Yang luar biasa adalah bagaimana setiap pribadi menyikapi setiap peristiwa dengan bijak. Ketika di atas ia tidak sombong, dan ketika di bawah ia tidak iri hati dan dengki dengan yang di atas. Sikapi sewajarnya dengan kesabaran dan penuh rasa syukur.

Sabar karena itu artinya kamu harus belajar lebih giat agar prestasi tersebut bisa kamu raih kembali. Bersyukur karena ternyata Allah masih sayang sama kamu dengan teguran ini. Bisa jadi kamu akan menjadi congkak apabila berada di atas terus, seolah-olah tak ada orang lain yang bisa mengalahkanmu. Jadi anggap saja ini bukti cinta Allah agar kamu tidak menjadi orang-orang yang lalai dan lupa diri. Bila rasa ini yang kamu pupuk di hati, gak bakal kamu merasa iri hati terhadap teman yang menggeser prestasimu. Kamu pun tak merasa benci dengan guru yang memberi nilai bagus pada temanmu itu karena memang ia berhak mendapatkannya.
...Saatnya kamu berubah untuk belajar lebih rajin. Tapi ingat, luruskan niat ya! Jangan belajar karena hanya supaya dilihat orang pretasimu itu. Tapi belajarlah karena semata-mata ingin mencari ridha Allah saja...
Saatnya kamu berubah untuk belajar lebih rajin. Tapi ingat, luruskan niat ya! Jangan belajar karena hanya supaya dilihat orang pretasimu itu. Tapi belajarlah karena semata-mata ingin mencari ridha Allah saja. Karena sungguh Allah itu akan meninggikan derajat orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat daripada yang tidak berilmu. Bila motifasi kamu sudah benar begini, insya Allah bakal mudah bagi kamu untuk mengukir prestasi lagi seperti semula bahkan lebih. Intinya, jangan pernah menyerah dan putus asa ya. Tetap semangat! ^_^ [Ria Fariana/voa-islam.com]

Saturday, March 6, 2010

Kata Hati Seorang Ibu


Bila Ibu Boleh Memilih

Anakku...
Bila ibu boleh memilih
Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar
karena mengandungmu

Maka
ibu akan memilih mengandungmu?
Karena dalam mengandungmu
ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah
Sembilan bulan nak...


Engkau hidup di perut ibu
Engkau ikut kemanapun ibu pergi
Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak
karena kebahagiaan
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa
tidak nyaman, karena ibu kecewa dan berurai air mata

Anakku...
Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi
caesar, atau ibu harus berjuang melahirkanmu
Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu
Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit
kelahiranmu
Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah
satu pintu surga
Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari
jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan
Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita
berdua
Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa
sakit,
Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun
Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia

Saat itulah...
Saat paling membahagiakan
Segala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah,
Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan,
Kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan
hati tentang junjungan kita
Rasulullah di telinga mungilmu

Anakku...
Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah,
atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka ibu memilih menyusuimu,
Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu
dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang
sangat berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu
dalam kantuk ibu,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain
tidak bisa rasakan

Anakku...
Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang
rapat
Atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle
Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu

Tetapi anakku...
Hidup memang pilihan...
Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi dan merana
Maka maafkanlah nak...
Maafkan ibu...
Maafkan ibu...
Percayalah nak, ibu sedang menyempurnakan puzzle
kehidupan kita,
Agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle
kehidupan kita yang hilang
Percayalah nak...
Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu
Percayalah nak...
Engkau adalah selalu menjadi belahan nyawa ibu...

Friday, March 5, 2010

ENAM PERINGKAT CINTA (maratibul-mahabah)



Peringkat ke 1
Tatayyum yang merupakan hak Allah semata
Allah lah yang paling utama, tak ada bandingannya. Allah yang pertama dan selalu akan menjadi yang pertama, tidak boleh digeser menjadi yang kedua ataupun yang ketiga. Cinta kepada-Nya harus menjadi yang paling puncak dari segala cinta yang kita miliki.


Peringkat ke 2
‘Isyk yang hanya merupakan hak Rasulullah
Cinta yang melahirkan sikap hormat dan patuh, ingin selalu membelanya, ingin selalu menyontohnya,dll. Namun bukan untuk menghambakan kepadanya. Kita akan bangga menjalankan sunah-sunahnya cinta kepada Rasulullah mendorong kita untuk membela agama ini dengan kekuatan yang kita miliki. Demikian juga membela sunah-sunahnya bila sunahnya diinjak-injak orang lain.
Peringkat ke 3
Syauq yaitu cinta antar mukmin dengan mukmin lainnya
Antara anak dan orang tua, antara suami dan istri, yang akan membuahkan rasa mawaddah wa rahmah. Cinta yang tumbuh pada diri mereka akan menambah ketentraman hati dan ketenagan jiwa.
Peringkat ke 4
Shababah yaitu cinta sesama muslim yang melahirkan ukhuwah islamiyah
Cinta ini menutut sebuah kesabaran untuk menerima perbedaan dan melihatnya sebagai suatu hikmah yang berharga. Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini sedikit perbedaan saja seringkali menimbulkan perpecahan. Berneda gerakan shalat, berbeda hari Idhul Adha dan Idhul Fitri tidak disikapi secara dewasa. Cinta ini harus dimunculkan sebagai bentuk upaya untuk menciptakan kenyamanan hudungan dalam tubuh umat islam.
Peringkat ke 5
‘Ithf atau simpati yang ditunjukkan kepada sesama manusia
Rasa simpati ini melahirkan kecenderungan untuk menyelamatkan manusia. Rasa ini sering kali muncul ketika perasaan kita tersentuh. Ketika kita meliha bencana yang sedang menimpa, dan banyak korban yang berjatuhan. Sisi kemanusiaan kita menjadi tersentuh dan ingin menitikkan air mata. Hati kita tidak tega melihat penderitaan yang dialami.
Peringkat ke 6
Cinta yang paling rendah dan sederhana yaitu cinta atau keinginan kepada selain manusia, seperti harta benda. Namun keinginan ini hanya sebatas pemanfaatan. Cinta jenis inilah yang seringkali menggelincirkan manusia. Karena sifat harta memang selalu melenakan. Namun bila kita cerdas, seharusnya dengan banyaknya harta yang kita miliki tidak membuat kita terlena, akan tetapi menggunakan harta itu untuk meraih cinta sebenarnya yaitu cinta kepada Allah SWT

Introspeksi Diri, ya ukhti



Wahab bin Munabbih pernah berkata,
“ orang yang berakal seharusnya tidak melalaikan empat kesempatan:
Satu kesempatan untuk bermunajad kepada Tuhannya
Satu kesempatan untuk mengintrospeksi diri
Satu kesempatan untuk bergaul dengan teman-teman yang selalu mengingatkan kekurangannya


Dan satu kesempatan lagi untuk memberi kesempatan kepada nafsunya agar menikmati hal-hal yang dihalalkan, bukan hal-hal yang diharamkan. Karena sesungguhnya kesempatan yang satu ini bisa mendukung kesempatan yang lain serta mengumpulkan kekuatan.”
Alangkah bagusnya pesan yang disampaikan oleh Umar Bin Khattab saat dia mengatakan:
“ Introspeksi dirimu sebelum dihisab… timbanglah amal-amalmu sebelum amal-amal itu ditimbang..”
Wanita solehah selalu berlomba-lomba untuk mengerjakan amal saleh, baik kecil ataupun besar. Mereka memiliki peranan di segala bidang…

Doa untuk kita ingat


Ya Allah….
Ilhmakanlah kesabaran dan kekuatan kepada diriku
Agar aku bisa menerima sesuatu yang tidak ada pilihan selainnya…

Ilhamkanlah keberanian dan kekuatan agar aku bisa
Merubah apa yang bisa aku rubah dengan tanganku…

Ilhamkanlah kebenaran dan hikmah kebijaksanaan
Agar aku bisa membedakan mana yang harus aku
Terima dan mana yang boleh aku rubah…

Semoga dengan apa yang kita doakan, kita dapat menjadi muslimah yang sejati, yang tidak gentar ditengah ketidak stabilan zaman saat ini. Allah SWT senantiasa mengabulkan apa yang kita doakan.

Memuji dan Dipuji dalam islam



Sudah menjadi hal yang wajar bila kita mendengar pujian yang kita dapatkan dari seseorang. Atau bahkan kita sendiri sering memuji seseorang yang anggap mempunyai kelebihan. Namun bagaiman islam sebagai agama kita memandang fenomena memuji dan dipuji di kalangan manusia.
Di antara fenomena umum yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, adalah fenomena pujian. Secara garis besar, pujian bisa diklasifikasikan dalam tiga bentuk: pujian yang diucapkan untuk menjilat, pujian yang sifatnya hanya basa-basi belaka, serta pujian yang diucapkan sebagai ekspresi kekaguman.


Bila disikapi secara sehat dan proporsional, pujian bisa menjadi élan positif yang dapat memotivasi kita agar terus meningkatkan diri. Namun, kenyataannya, pujian justru lebih sering membuat kita lupa daratan, lepas kontrol, dan seterusnya. Semakin sering orang lain memuji kita, maka semakin besar potensi kita untuk terlena, besar kepala, serta hilang kendali diri. Padahal Allah Swt. mengingatkan dalam firmanNya:
فلا تُزَكّوا أنفسكم، هو أعلم بمن اتقى.
"Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui siapa orang yang bertakwa.” (Qs. Al-Najm; 32)

Agar dapat menyikapi pujian secara sehat, Nabi Saw. memberikan tiga kiat yang sangat menarik untuk diteladani.

Pertama, selalu mawas diri supaya tidak sampai terbuai oleh pujian yang dikatakan orang. Oleh karena itu, setiap kali ada yang memuji beliau, Nabi Saw. menanggapinya dengan doa:
اللهم لاتؤاخذني بما يقولون
“Ya Allah, janganlah Engkau hukum aku karena apa yang dikatakan oleh orang-orang itu.” (HR. Al-Bukhari)
Lewat doa ini, Nabi Saw. mengajarkan bahwa pujian adalah perkataan orang lain yang potensial menjerumuskan kita. Ibaratnya, orang lain yang mengupas nangka, tapi kita yang kena getahnya. Orang lain yang melontarkan ucapan, tapi malah kita yang terjerumus menjadi besar kepala dan lepas kontrol.
Kedua, menyadari hakikat pujian sebagai topeng dari sisi gelap kita yang tidak diketahui orang lain. Karena, sebenarnya, setiap manusia pasti memiliki sisi gelap. Dan ketika ada seseorang yang memuji kita, maka itu lebih karena faktor ketidaktahuan dia akan belang serta sisi gelap kita.
Oleh sebab itu, kiat Nabi Saw. dalam menanggapi pujian adalah dengan berdoa:
واغفرلي ما لايعلمون
“Dan ampunilah aku dari apa yang tidak mereka ketahui (dari diriku)”. (HR. Al-Bukhari)
Dan kiat yang ketiga, kalaupun sisi baik yang dikatakan orang lain tentang kita adalah benar adanya, Nabi Saw. mengajarkan kita agar memohon kepada Allah Swt. untuk dijadikan lebih baik dari apa yang tampak di mata orang lain. Maka kalau mendengar pujian seperti ini, Nabi Saw. kemudian berdoa:
واجعلْني خيرا ممّا يظنّون
“Dan jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka kira”. (HR. Al-Bukhari)

Selain memberikan teladan kiat menyikapi pujian, Nabi Saw. dalam keseharian beliau juga memberikan contoh bagaimana mengemas pujian yang baik. Intinya, jangan sampai pujian yang terkadang secara spontan keluar dari bibir kita, malah menjerumuskan dan merusak kepribadian sahabat yang kita puji. Ada beberapa teladan yang dapat disarikan dari kehidupan Nabi Saw., yaitu di antaranya:
Pertama, Nabi Saw. tidak memuji di hadapan orang yang bersangkutan secara langsung, tapi di depan orang-orang lain dengan tujuan memotivasi mereka. Suatu hari, seorang Badui yang baru masuk Islam bertanya tentang Islam. Nabi menjawab bahwa Islam adalah shalat lima waktu, puasa, dan zakat. Maka Orang Badui itupun berjanji untuk menjalankan ketiganya dengan konsisten, tanpa menambahi atau menguranginya. Setelah Si Badui pergi, Nabi Saw. memujinya di hadapan para Sahabat, “Sungguh beruntung kalau ia benar-benar melakukan janjinya tadi.” Setelah itu beliau menambahi, “Barangsiapa yang ingin melihat penghuni surga, maka lihatlah Orang (Badui) tadi.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari Thalhah ra.)
Kedua, Nabi Saw. lebih sering melontarkan pujian dalan bentuk doa. Ketika melihat minat dan ketekunan Ibn Abbas ra. dalam mendalami tafsir Al-Qur’an, Nabi Saw. tidak serta merta memujinya. Beliau lebih memilih untuk mendoakan Ibn Abbas ra.:
اللهم فقّهْه في الدين وعلّمْه التأويل
“Ya Allah, jadikanlah dia ahli dalam ilmu agama dan ajarilah dia ilmu tafsir (Al-Qur’an).” (HR. Al-Hakim, dari Sa’id bin Jubair)
Begitu pula, di saat Nabi Saw. melihat ketekunan Abu Hurairah ra. dalam
mengumpulkan hadits dan menghafalnya, beliau lantas berdoa agar Abu Hurairah ra. dikaruniai kemampuan untuk tidak lupa apa yang pernah dihapalnya. Doa inilah yang kemudian dikabulkan oleh Allah Swt. dan menjadikan Abu Hurairah ra. sebagai Sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits.
Pujian yang dilontarkan orang lain terhadap diri kita, merupakan salah satu tantangan berat yang dapat merusak kepribadian kita. Pujian dapat membunuh karakter seseorang, tanpa ia sadari. Oleh karena itu, ketika seorang Sahabat memuji Sahabat yang lain secara langsung, Nabi Saw. menegurnya:
قطعت عنق صاحبك
“Kamu telah memenggal leher temanmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Bakar ra.)
Senada dengan hadits tersebut, Ali ra. berkata dalam ungkapan hikmahnya yang sangat populer, “Kalau ada yang memuji kamu di hadapanmu, akan lebih baik bila kamu melumuri mulutnya dengan debu, daripada kamu terbuai oleh pujiannya.”
Namun ketika pujian sudah menjadi fenomena umum ditengah-tengah masyarakat kita, maka yang paling penting adalah bagaimana menyikapi setiap pujian secara sehat agar tidak sampai lupa daratan dan lepas kontrol; mengapresiasi setiap pujian hanya sebagai topeng dari sisi gelap kita yang tidak diketahui orang lain; serta terus berdoa kepada Allah Swt. agar dijadikan lebih baik dari apa yang tampak di mata orang.
Selain itu, yang tidak kalah pentingnya, kalaupun perlu memuji seseorang adalah bagaimana bisa mengemas pujian secara sehat.. Toh memuji tidak mesti dengan kata-kata, tapi akan lebih berarti bila diekspresikan lewat dukungan dan doa. Sehingga dengan demikian, kita tidak sampai menjerumuskan orang yang kita puji.
اللهم لاتؤخذنا بما يقولون، واغفرلنا ما لايعلمون، واجعلنا خيرا مما يظنون.

Utadz Abdullah Hakam Syah, Lc

Thursday, March 4, 2010

HORMON SAAT JATUH CINTA



Dari artikel sebelumnya tentang cinta itu alami, telah dijelaskan bahwa cinta itu memang wajar dialami oleh manusia. Sementara itu, penelitian lain membuktikan, pria dan wanita yang sedang jatuh cinta juga mengalami perubahan hormon. Laki-laki yang sedang jatuh cinta mengalami penurunan hormon testoteron, sedangkan pada wanita terjadi peningkatan hormon testoteron. Aktivitas ini terjadi pada enam bulan pertama pasangan ini mulai jatuh cinta.


Ada beberapa hormon yang bertanggung jawab dalam membuat manusia jungkir balik saat jatuh cinta selain sang hormon utama phenylethylamine. Antara lain:
 Pheromones
Sama persis dengan yang diproduksi oleh ratu lebah untuk mengenali jenis lebah dari kawannya, kalau kita sedang naksir seseorang, maka tubuh kita akan secara otomatis megeluarkan wewangian khusus. Dan jika yang ditaksir merasa cocok dengan wewangian tersebut maka cinta pun aka terbalas.
 Oxytocin
Harmon yang membuat kita selalu ingin berdekatan dengan orang yang kita cintai. Hormon ini sangat berpengaruh dalam mendekatkan hubungan.
 Vasopressin
Hormon yang mempengaruhi tingkah laku seksual seseorang dan tingkat kesetiaannya. Semakin tinggi kadar vasopressin, maka orang tersebut akan semakin setia dengan pasangannya.
 Dopamine
Pernah dengar istilah bahwa orang akan terlihat besinar? Tambah cantik jika sedang jatuh cinta? Hormon inilah yang bekerja pada tampilan fisik sehingga menjadi seperti itu. Jadi jika ingin terlihat cantik dan bersinar, jangan ragu untuk jatuh cinta… (hehe….maksa e)
 Neuropinephrine
Hormon pemicu semangat, memicu aliran darah untuk mengalir lebih cepat sehingga tubuh menjadi energik dan gembira. Karena hormon ini maka orang yang sedang jatuh cinta akan merasa happy dan ceria. ( waw, iyak tha?)


JENIS CINTA



NON LOVE, sama sekali tidak ada gairah yang timbul. Biasanya hubungan dengan orang dalam lingkungan sehari-hari karena interaksinya hanya bersifat sepintas saja, tidak memiliki komponen gairah, keintiman dan komitmen.


LIKING (persahabatan), sebagai salah satu komponen emosi yang ada adalah perasaan suka bukanlah cinta, hanya memiliki komponen keintiman, dekat dan merasa nyaman bersamanya. Juga akan timbul perasaan merasa cocok, nyambung bila diajak ngobrol dan selalu mendapatkan keuntungan bila bersama dengannya. Tapi sma sekali tidak ada gairah atau malah komitmen. Hanya suka bukan cinta.

INFATUATION LOVE (ketergila-gilaan), gairah yang timbul tanpa keintiman dan komitmen, biasanya cinta yang terjadi pada pandangan pertama. Nah, bila kita termasuk orang yang susah menjaga pandangan, maka akan sangat berpeluang menderita cinta jenis ini. Kita mungkin akan terngiang-ngiang dengan warna baju yang biasa dia kenakan ataupun beningnya wajahnya. Semua karena cinta pada pandangan pertama.

EMPTY LOVE (cinta kosong), ada unsur komitmen tetapi kurang intim dan kurang gairah. Hubungan yang lama akan semakin membosankan. Biasanya terjadi kepada suami istri yang tidak menjaga keharmonisan, kemesraan bersama pasangannya. Mereka hanya bertahan karena aspek komitmen menjaga pernikahan tetap utuh tapi kedekatan dan keintiman semakin menipis, gairah merekapun semakin berkurang dari hari ke hari. Cinta jenis ini berbahaya, karena menyimpan bom waktu. Lama kelamaan apa yang dijalani serasa hambar bak masakan tanpa garam. Hidup jadi terasa kering dan tidak bisa dinikmati.

ROMANTIC LOVE (cinta romantis), hubungan intim yang menggairahkan tetapi kurang adanya komitmen sehingga pasangan yang jatuh cinta romantis ini cenderung terbawa secara emosi dan fisik, tetapi tidak mengharapkan hubungan jangka panjang. Cinta jenis ini harus dihindati karena hanya dimotivasi oleh perasaan nafsu syahwat saja. Hubungan intim yang dijalani hanya sebatas perasaan ingin menikmayi fisik, ingin merasa aman secara emosi tapi tidak mau diikat dalam ikatan pernikahan. Karena dia selalu menghindari komitmen. Inilah mungkin kemudian mendorong seseorang untuk memilih kumpul kebo, hidup seatap dengan nonmahram tanpa ikatan pernikahan.

COMPANIONATE LOVE, hasil dari komponen keintiman dan komitmen tanpa adanya gairah cinta. Dalam perkawinan yang lama tidak akan menggairahkan secara fisik lagi. Hubungan cinta jenis ini adalah hubungan ketika pasangan suami istri tidak lagi menjadikan gairah sebagai unsur utama jalinan kasih sayang. Tapi lebih melanggengkan hubungan yang nyaman, slaing menguatkan dan memberi dukungan hidup.

FATOUS LOVE (cinta buta), mempunyai gairah dan komitmen tetapi kurang intim, dimana cinta ini sulit dipertahankan karena kurang adanya aspek emosi. Cinta jenis ini sangat labil. Mudah sekali diterpa godaan.

CONSUMMATE LOVE (cinta yang sempurna), yaitu cinta yang tersusun atas komponen keintiman, gairah dan komitmen. Cinta ini komplit, lengkap dan paling sempurna. Ketiga unsurnya telah bersatu dan menjadi kekuatan tersendiri.

Tuesday, March 2, 2010

cinta itu alami kok!


Cinta, hemmm!!!
Perasaan deg-degan ketika melihat sosok akhwat yang anda cinta pun juga merupakan hal yang wajar. Love and to be loved adalah urusan yang biasa saja bukan sesuatu yang luar biasa. Ketika seorang laki-laki menyatakan cinta kepada seorang wanita adalah hal yang wajar, karena keduanya memiliki potensi itu. Laki-laki suka pada wanita demikian juga wanita pada laki-laki.

BBC melansir sebuah penelitian oleh Universitas London mebuktikan ketika sedang jatuh cinta, bagian otak manusia yang mengontrol pikiran-pikiran kritis agak terganggu. Namun, ini tidak hanya berlaku kepada kekasih, kecintaan ibu kepada anaknya juga menghasilkan hal serupa.
Penelitian ini melibatkan 20 orang yang diminta untuk memberikan pendapat soal orang yang dicintainya. Sebelumnya, mereka ditunjukkan foto orang tersebut.
Tak hanya itu saja, terjadi peningkatan aktifitas di bagian otak yang merespon terhadap reward atau hal-hal baik. Sedangkan bagian otak yang biasa membuat penilaian-penilaian negatif mengalami penurunan aktifitas.
Pada respon ini seakan dibutakan oleh cinta mereka sehingga penilaian tentang pasangan mereka tak seobjektif biasanya. Penilaian terhadap orang yang dicintai cenderung ke penilaian yang bersifat positif. Sedangkan hal-hal negatif atau kesalahan pasangan kerap terlewatkan oleh mereka.
Nah, yang membedakan antara cinta kekasih dan keluarga adalah cinta dengan kekasih memicu aktifitas di Hypotalamus. Hypotalamus ini bertugas untuk mengontrol rangsangan yang berbau seksual.

Followers