Pengunjung

Thursday, March 25, 2010

La tahzan ya ukhti,,,


Dalam sebuah hadist disebutkan : “Kami tidak perah mengatakan kecuali apa yang membuat Rabb-ku ridha”

Anda menanggung tugas yang suci, yakni tunduk dan pasrah pada saat anda dihadapkan pada takdir agar hasil yang diperoleh menjadi kemaslahatan, dan akibat baiknya juga untuk diri anda. Sebab, dengan kesadaran seperti ini anda akan terhindar dari kerugian di hari ini dan kebangkrutan di masa mendatang.
Satu-satunya jalan anda adalah anda harus beriman kepada takdir Allah, sebab takdir pasti akan diberlakukan. Meski, anda harus mengelupaskan diri dari kulit dan keluar dari baju anda.
Orang yang terbiasa menempatkan dirinya dalam kesedihan akan tetap berada dalam kesedihan meskipun sedang tidur di atas ranjang yang empuk. Sejarah memberi kesaksian kepada kita bahwa keagungan dan kebahagiaan telah menyerahkan pusat kendalinya kepada orang-orang dari latar belakang lingkungan yang berbeda. Yakni lingkungan yang didalamnya ada kebaikan dan kejahatan, dan lingkungan yang tidak memisahkan antara kebaikan dan kejahatan secara tegas. Di lingkungan itu tumbuh manusia-manusia yang mampu memikul tanggung jawab di atas pundak mereka dan bukan melepas tanggung jawab.
Cara Menghilangkan Kesedihan
Perasaan sedih adalah sesuatu yang akan menimpa setiap orang pada saat menjalani kehidupan ini. Kesedihan akan muncul saat kita mengalami suatu kesulitan di dunia ini dan merasa sulit dalam meghadapinya. Ini adalah fitrah manusia, sebab bukankah sesudah kesedihan pasti ada kegembiraan dan tidak ada seorang pun yang selalu hidup dalam kesedihan. Allah SWT Berfirman :
“Dan bahwasannya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis” (QS. An Najm :43)
Biasanya kesedihan akan muncul tatkala kita kurang memiliki kesabaran dalam menghadapi suatu musibah. Tetapi ketika kesabaran menjadi tameng dan senjata dalam menghadapinya maka semuanya akan terasa ringan dan akan berakhir kepada kebahagian. Selain itu bersikaplah untuk selalu berbaik sangka bahwa kesedihan yang dialami sekarang lebih kecil di banding dengan kebahagiaan yang akan didapat kelak. Hadapi semua ini sebagai suatu ujian yang akan membuat kita menjadi lebih mulia disisi Allah dengan selalu berbuat kebaikan dan kebaikan. Hal ini dapat dicapai ketika diri ini lebih memikirkan akhirat yang lebih kekal yang di dalamnya tidak ada kesedihan dan kesusahan sedikitpun.

Misalnya dalam menghadapi ejekan orang atau saat ada orang yang membicarakan kejelekan kita, jangan lah kita balas dengan sesuatu yang setimpal berupa ejekan lagi. Karena pada hakikatnya dia telah memberikan suatu kebaikan dari kebaikannya. Lebih baik jika kita berharap, semoga Allah SWT membalas dengan kebaikan pula. Sesuatu yang penting adalah melakukan sesuatu yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Disini bukan berarti kita lemah, tetapi untuk dapat selalu produktif dalam melanjutkan berbuat kebaikan di hari kedepan.
Semoga kita dapat melewati kesedihan dengan diiringi kesabaran dan kegembiraan yang diiringi dengan rasa syukur.
Wallahu A’lam bishawab


No comments:

Post a Comment

Followers