Pengunjung

Friday, February 5, 2010

SEPUCUK SURAT DARI SEORANG GADIS



Cerita ini saya ambil dari buku yang berjudul Aku Adalah Cantik. Sebuah cerita yang dapat mengarahkan kita kejalan yang benar di tengah kehancuran moral remaja saat ini.

Berikut ini sosok seorang gadis yang telah ditipu oleh seorang pemuda. Pemuda ini berhasil mengambil hati dan kehormatannya. Bahkan dia meninggalkan janin dalam perut sang gadis. Lalu dia meninggalkan sang gadis sekaligus pindah ke luar negeri. Beberapa tahunlalu setelah peristiwa ini, sang gadis menulis sepucuk surat untuk pemuda itu biar timbul reaksi, tapi ini dilakukan setelah semuanya terlambat. Berikut ini cuplikan surat itu;

“ ketika meninggalkan aku, kamu tahu janintelah hidup dalam perutku. Aku tidak mempedulikan ini hingga dirimu tak sanggup melihat penderitaan orang yang pernah hidup di sisimu. Apakah setelah kejadian yang menimpaku bisa berarti aku menganggap bahwa kamu adalah seorang laki-laki yang mulia? Tidak, aku bahkan tidak bisa mengatakan bahwa kamu seorang manusia.
Kamu berbohong kepadaku pernah mengaku kalau kamu cinta padaku. Padahal kamu hanya mencintai dirimu sendiri. Kamu telah menghianati aku ketika kamu berjanji akan menikahiku. Kamu benar-benar menghianatiku bahkan berkata, “Aku tidak akan menikah dengan perempuan yang jahat dan rendah!!” bukankah kamu yang telah melakukan kejahatan ini. Andaikan tidak karena kamu, akupun bukan perempuan jahat dan rendah!!
Dia telah merenggut kehormatanku. Aku merasa tak punya harga diri lagi. Hatiku selelu sedih. Kebahagiaan apa lagi yang pantas dimiliki oleh seorang perempuan bila tak bisa menikah dengan seorang lelaki, menjadi ibu bagi anak, bahkan tak bisa hidup di tenga-tengah masyarakat.
Hidupku kini tiada arti sebab aku telah meninggalkan rumah orang tuaku. Kamulah yang telah membunuh ayah dan ibuku. Aku tahu kamulah yang membunuh mereka, sebab mereka merasakan kesedihan karena kepergianku, juga mereka putus asa untuk bisa bertemu denganku lagi.
Kutulis surat ini kepadamu agar kamu memperbarui janjimu. Agaknya mudah bagimu untuk melakukan hal itu daripada aku. Aku hampir berada dalam pintu kubur, sebuah tempat untuk perpisahan hidup.
Aku hanya menulis surat ini sebab kamu masis punya tanggungan, yaitu putri mu. Meski kasih sayang telah pupus dari hatimu, aku berharap kasih seorang ayah tetap utuh dalam hatimu. Ambilah putrimu, sehingga dia jauh dari kesengsaraan sebagai mana yang pernah dirasakan oleh ibu kandungnya.
Yah dari sedikit cerita itu, saya berharap kita dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga sebagai seorang remaja yang tidak lepas dari yang namanya cinta. Semoga dengan cerita itu kita dapat menjadi lebih baik.

No comments:

Post a Comment

Followers